Mendag Dorong Ekonomi Umat Terus Berkembang dari Level UMKM
Pemerintah berupaya mengembangkan ekonomi umat dari level UMKM.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menegaskan, komitmen pemerintah ikut mengembangkan ekonomi umat yang dimulai dari level usaha mikro, kecil, dan menengah. Menteri yang akrab disapa Zulhas itu menuturkan, berbagai upaya sudah dilakukan Kementerian Perdagangan. Antara lain memperluas akses pasar serta meningkatkan produktivitas dan daya saing produk-produk Indonesia.
“Saya bersungguh-sungguh untuk mengembangkan ekonomi umat. Kita ingin agar para UMKM terus maju dan berkembang," kata Zulhas dalam pernyataan tertulis, Kamis (26/1/2023).
Menurut Zulkifli, diperlukan satu ekosistem saling terintegrasi untuk mendukung itu. Hal itu baik ritel modern, warung kecil, lembaga pembiayaan ekspor, hingga kredit usaha rakyat merupakan satu ekosistem. Jika ekosistem itu terbentuk sudah bagus, ke depannya akan dapat berkembang.
"Inilah yang dinamakan usaha. Namun, usaha tersebut tidak bisa langsung besar. Usaha harus dimulai dari kecil atau dapat disebut dengan proses. Jika proses ini tidak dijalani maka kita akan semakin tertinggal,” katanya.
Selain itu, Mendag mengungkapkan, kini masyarakat tidak bisa menolak kemajuan teknologi. Saat ini, sekitar 40 persen transaksi dagang berasal dari digital yaitu melalui marketplace. Para pelaku usaha harus bisa memanfaatkan teknologi digital tersebut.
Sebab, ketika pelaku UMKM mempromosikan produk di marketplace, produk tersebut dapat dilihat tidak hanya oleh masyarakat Jakarta tetapi juga seluruh dunia. Untuk itu, agar usahanya maju, para pelaku UMKM harus terbiasa bekerja sama dengan marketplace.
Zulkifli menyampaikan hasil misi dagang ke Arab Saudi yang berlangsung pada 21—23 Januari 2023. Dari misi dagang tersebut, Kementerian Perdagangan berhasil mencetak potensi transaksi dengan nilai lebih dari 155,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,3 triliun.
Potensi transaksi tersebut diperoleh dari delapan penandatanganan yang terdiri atas kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan nota kesepahaman (MoU). Produk-produk yang diminati yaitu bahan pangan, RBD palm olein, minyak goreng, produk ikan dan olahannya, daging, sayuran, buah-buahan, kakao, beras, dan rempah-rempah.