Tidur tak Nyenyak? Coba Cek Seprai Anda, Jangan Sampai Kondisinya Begini
Kesulitan tidur bisa dipicu oleh beragam faktor, salah satunya seprai.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Philips Global Sleep Survey pada 2019, sekitar 62 persen orang dewasa di dunia tidak mendapatkan tidur cukup. Gangguan dan kesulitan tidur bisa dipicu oleh beragam faktor, termasuk sesuatu yang sangat dekat dengan setiap orang saat tidur, yaitu seprai.
Menurut beberapa ahli, setidaknya ada tiga kesalahan pada seprai yang bisa mengganggu kualitas tidur. Berikut ini adalah ketiga kesalahan tersebut, seperti dilansir Best Life, Ahad (12/2/2023):
1. Seprai tak serap kelembapan
Bahan yang tak menyerap kelembapan bisa membuat seprai terasa basah dan memunculkan rasa tak nyaman. Gangguan ini akan semakin terasa bagi orang-orang yang mudah berkeringat di malam hari saat tidur.
Ahli aksesoris tidur dari Sleepopolis, Amelia Jerden, menganjurkan orang-orang untuk memilih jenis seprai yang mampu menyerap keringat dan kelembapan. Dengan seprai yang nyaman seperti ini, seseorang bisa tidur dengan lebih baik dan lebih nyenyak.
"Untuk tidur malam yang terbaik, pilih seprai berbahan katun dan selimut berbahan wol di atasnya," kata pendiri dan presiden Valley Sleep Center, Lauri Leadley.
Seprai berbahan katun dapat memunculkan rasa yang menyejukkan. Di sisi lain, berat dan kehangatan dari selimut berbahan wol bisa memberikan rasa hangat dan kenyamanan selama tidur.
"Triknya adalah memilih bahan yang breathable (yang tidak menahan panas tubuh)," kata Leadley.
2. Seprai memicu alergi
Meski sudah sering dicuci, seprai bisa tetap dihinggapi oleh tungau debu. Serangga mikroskopik ini hidup dengan memakan sel kulit mati dari manusia dan hewan peliharaan.
Bagi sebagian orang, tungau debu juga bisa memunculkan reaksi alergi. Beberapa reaksi tersebut adalah batuk, hidung tersumbat, bersin, hidung beringus, dan mata gatal.
Orang-orang yang kerap bermasalah dengan alergi akibat tungau debu bisa beralih kepada seprai yang berbahan wol. Wol merupakan bahan hipoalergenik yang jarang memicu reaksi alergi. Selain itu, serat wol juga secara alami bersifat resisten terhadap tungau debu dan alergen lain.
"Membuatnya dapat menjadi pilihan yang baik bagi orang-orang dengan alergi," ujar pendiri dan CEO GhostBed Marc Werner.
Meski bahan wol identik dengan rasa hangat, seprai berbahan wol juga bersifat breathable. Artinya, seprai berbahan wol memungkinkan udara bergerak sehingga tak menahan panas tubuh.
"Seprai katun juga hipoalergenik dan terbuat dari serat alami, jadi seprai ini merupakan pilihan yang baik untuk orang-orang dengan kulit sensitif," kata Leadley.
3. Seprai dipenuhi zat kimia toksik
Ada cukup banyak seprai yang disertai dengan zat kimia agar tahan terhadap api. Zat-zat kimia ini sebenarnya berpotensi toksik atau beracun dan diketahui berkaitan dengan kanker serta penyakit lain.
Orang-orang yang mengkhawatirkan kondisi ini bisa beralih ke produk seprai dengan bahan yang alami. Wol merupakan bahan yang kerap digunakan sebagai penghalang api yang alami untuk produk seprai.
Namun, perhatikan pula kualitas wol saat memilih seprai. Wol dengan kualitas yang rendah dapat memunculkan rasa gatal.
"Memilih wol yang tepat akan memberikan perbedaan," ujar para ahli dari Woolroom.
4. Manfaat seprai yang baik
Ahli kebersihan tidur dan managing director Woolroom, Chris Tattersall, mengungkapkan bahwa orang-orang umumnya menghabiskan 27 tahun hidup mereka dengan tidur. Di sisi lain, kualitas tidur memiliki peran yang sangat penting bagi kesehatan.
Oleh karenanya, Tattersall menilai kesehatan yang baik bermula dari kondisi tempat tidur yang sehat, seperti menggunakan seprai yang tepat. Menggunakan seprai yang baik akan memungkinkan seseorang untuk tidur lebih nyenyak dan berkualitas di malam hari. Menurut beragam studi, tidur yang cukup dan berkualitas dapat membantu mencegah berbagai macam risiko penyakit, mulai dari demensia hingga penyakit jantung.