Punya Kolesterol Tinggi? Segera Turunkan dengan 4 Pola Makan Ini
Kolesterol tinggi tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 94 juta orang dewasa Amerika didiagnosis dengan kadar kolesterol di atas kisaran normal. Kondisi yang disebut dislipidemia atau hiperlipidemia ini ternyata tidak hanya menyerang orang dewasa. Diperkirakan sekitar tujuh persen dari semua anak juga memiliki kolesterol tinggi.
Dokter mungkin meresepkan obat, menyarankan ubah gaya hidup, atau kombinasi keduanya, untuk mengatasi kondisi tersebut. Kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD) karena kolesterol LDL (kolesterol jahat) dapat menempel di dinding arteri, menyumbat aliran darah, dan menyebabkan serangan jantung atau strok.
Kolesterol LDL yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Namun jika kolesterol HDL tinggi, ternyata mampu melindungi dengan menghilangkan dan menghambat oksidasi kolesterol LDL.
Meskipun risiko bagi perempuan dan laki-laki serupa, ada beberapa perbedaan pada masing-masing jenis kelamin. Misalnya, sebuah studi pada 2022 di Journal Lancet menemukan bahwa wanita yang lebih muda memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pria. Namun komponen makanan memiliki hubungan yang lebih penting dengan risiko CVD dibandingkan pria secara keseluruhan.
Wanita juga memiliki peningkatan risiko CVD saat memasuki masa menopause. Risiko ini disebabkan oleh perubahan hormon yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sebaliknya, pria yang paling berisiko terkena CVD dalam penelitian ini lebih cenderung memiliki kadar LDL yang lebih tinggi serta gejala depresi.
Penting dicatat bahwa penyakit jantung tetap menjadi penyebab utama kematian pria dengan tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, obesitas, merokok, dan alkohol sebagai faktor risiko yang signifikan di samping diagnosis dislipidemia. Dilansir Today, Jumat (17/2/2023), diet memainkan peran penting dalam mengurangi risiko dislipidemia.
Berikut adalah empat cara diet untuk mengatasi diagnosis tersebut:
1. Pilih serat yang lebih mudah larut
Serat ditemukan pada tumbuhan dan dapat diklasifikasikan sebagai larut atau tidak larut. Serat larut dapat berkontribusi pada pengurangan kolesterol.
Mekanismenya terjadi ketika serat larut (yang menambah jumlah besar pada makanan) membantu menyerap dan mengisolasi kolesterol dalam tubuh. Kolesterol dialihkan dari aliran darah menuju ekskresi keluar dari tubuh.
2. Fokus pada usus yang baik
Sebuah studi di Journal Circulation Research mengidentifikasi 34 bakteri usus berbeda yang memainkan peran positif dalam trigliserida dan kolesterol HDL. Sebuah penelitian pada hewan dari penelitian Scripps menemukan bahwa keseimbangan mikroba usus yang sehat bisa membantu menurunkan kolesterol dalam darah.
Sebuah studi pada 2020 di Journal Nature mengidentifikasi statin (obat yang membantu menurunkan kolesterol) juga membantu mempromosikan mikrobioma yang sehat. Keanekaragaman mikroba merupakan faktor penting dalam mendapatkan usus terbaik.
3. Mengikat lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda
Sebuah studi pada 2022 dari Penn State menunjukkan bahwa mengonsumsi satu buah alpukat setiap hari dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Sebuah studi Journal Circulation menemukan bahwa mengonsumsi pola diet Mediterania yang kaya akan minyak zaitun extra virgin, kacang-kacangan, dan biji-bijian, membantu meningkatkan kadar HDL yang sehat.
Studi tentang asam lemak omega-3 pun sama positifnya. Dosis tinggi asam lemak omega-3 berbasis laut dikaitkan dengan dampak menguntungkan pada trigliserida. Selanjutnya, omega 3 juga dapat berperan dalam meningkatkan HDL yang baik dan menurunkan kolesterol jahat LDL.
4. Jangan lupakan nabati
Mengonsumsi makanan nabati dapat membantu pengelolaan dislipidemia secara keseluruhan. Hal ini karena makanan yang berasal dari tumbuhan dapat membantu mengisi tubuh dengan serat, fitonutrien, dan sterol tumbuhan (semua komponen yang terkait dengan panel lipid yang lebih baik). Selain buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan polong-polongan, bisa juga mempertimbangkan tumbuhan yang tumbuh di lautan.