Pakai Microwave, Apakah Virus Flu Burung di Daging Ayam Bisa Mati?

Wabah flu burung membuat sebagian orang khawatir untuk mengonsumsi daging ayam.

Pxfuel
Memasak dengan microwave (Ilustrasi). Virus flu burung tidak dapat bertahan lebih dari 70 derajat Celsius.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Strain virus influenza penyebab flu burung masih terus menjadi kekhawatiran saat ini. Jenis flu ini paling sering terjadi karena kontak dengan unggas sakit dan dapat menular pada manusia.

Para ahli dan badan kesehatan, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah mengingatkan bahwa manusia tidak dapat tertular flu burung dari konsumsi ayam dan atau telur. Dengan catatan, unggas atau telur harus dimasak dengan benar.

Akan tetapi, masih banyak orang yang ragu cara untuk dapat menghindari flu burung. Mereka pun bertanya-tanya, apakah virus juga bisa hilang saat unggas dimasak atau dihangatkan dengan microwave?

Baca Juga


Selain dalam proses memasak, orang juga ingin tahu bagaimana untuk melakukan pencegahan saat membeli atau mengolah daging mentah. Dokter SN Aravinda selaku konsultan penyakit dalam dari Rumah Sakit Aster RV, Bangalore, di India mencoba menjawab kekhawatiran tersebut.

Waspada flu burung. - (Republika)

Dilansir laman Timesnownews, Jumat (17/3/2023), Aravinda membagikan cara mulai dari menangani unggas dengan benar, memasaknya dengan suhu yang tepat, hingga tindakan preventif atau melakukan pencegahan. Ia mengatakan unggas aman untuk dimakan selama dagingnya dimasak dengan benar.

Penting memastikan daging disediakan oleh pemasok unggas yang dikelola dan ditangani secara higienis. Virus flu burung tidak dapat bertahan hidup pada suhu normal saat memasak.

Karena itu, daging yang dimasak dengan benar tidak memiliki risiko apa pun. Kalau masih khawatir tentang sumber daging atau ingin memilih yang lebih aman, maka masyarakat dapat menghindari makan ayam sampai virus flu burung mereda.

"Masyarakat bisa memilih sumber protein lain seperti kacang kedelai, tahu, buncis, dan lainnya," kata Aravinda.

Akan tetapi, jika tetap perlu memakan daging unggas, tidak masalah selama mempraktikan anjuran yang sudah disarankan ahli. Aravinda juga menjelaskan daging yang dimasak atau dihangatkan dengan alat praktis seperti microwave kemungkinan tidak bisa mampu membunuh semua virus dan bakteri. Hal ini dikarenakan pembunuhan virus tergantung pada suhu di mana bakteri atau virus tersebut dapat bertahan hidup dalam jangka waktu tertentu.

Terkait virus flu burung, microwave bisa saja membunuhnya. Sebab, makanan biasanya bisa dipanaskan hingga 100 derajat Celsius.

Sebagaimana diketahui, virus flu burung tidak dapat bertahan lebih dari 70 derajat Celsius. Namun, gelombang mikro dari microwave lebih banyak digunakan untuk memanaskan makanan daripada memasak.

Jadi, virus sebenarnya sudah mati saat dimasak di atas kompor. Dlaam tahap pemasakan normal di atas kompor atau oven, virus flu burung niscaya terbasmi.

Bagaimana cara paling aman untuk menangani dan memasak unggas di tengah wabah flu burung? Pastikan unggas berasal dari sumber yang terpercaya dan higienis.

Cuci daging dan telur sampai bersih dengan air sebelum diolah dengan baik.  Periksa daging dengan benar untuk memastikannya telah dimasak dengan benar.

"Dagingnya sudah tidak transparan, tidak terlihat putih dan berserat. Selain itu, hindari makan telur mentah," jelas Aravinda.

Lebih lanjut, Aravinda menjelaskan bahwa virus biasanya menyebar dari burung ke burung dan sangat jarang menyebar ke manusia. Hanya strain tertentu dari virus yang dapat ditularkan ke manusia.

Orang yang bersentuhan dengan burung, seperti peternak unggas, harus menjaga kebersihan. Peternakan harus diberi disinfektan dengan benar. Unggas yang sakit pun harus diidentifikasi dan ditangani dengan benar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler