ASDP Libatkan 3.000 Orang Dukung Program TJSL Padat Karya

Pada program ini setiap kapal perintis tiba di pelabuhan dibersihkan oleh masyarakat.

ANTARA/Syifa Yulinnas
Kapal perintis (ilustrasi). PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melibatkan sebanyak 3.000 orang dalam program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) padat karya kapal perintis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan perusahaan di masa depan.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melibatkan sebanyak 3.000 orang dalam program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) padat karya kapal perintis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan perusahaan di masa depan.

Baca Juga


Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin dalam rilisnya di Merak, Banten, Kamis (23/3/2023), menyatakan, pelaksanaan program padat karya kapal perintis yang melibatkan 3.000 orang sebagai upaya mewujudkan target Sustainbility Development Goals No 8 tentang peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu juga meningkatkan kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh serta layak untuk semua.

"Bagi ASDP, implementasi program TJSL ini sangat penting untuk memberdayakan masyarakat dan saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat setempat," ujar Shelvy.

Menurut dia, program padat karya kapal perintis ASDP pada tahun ketiga ini turut membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat khususnya di wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T), sehingga dapat mempertahankan daya beli sebagai bagian dari mendorong pertumbuhan ekonomi pascapandemi Covid-19. Program ini akan dilaksanakan di 18 Cabang ASDP, yang mencakup total 20 lintasan perintis di seluruh Indonesia.

"Total yang ikut dalam program padat karya perintis ini berjumlah 3.000 orang dan setiap lintasan perintis ada sebanyak 150 orang, yang terbagi dalam 10 kali pelaksanaan program," ujarnya.

Shelvy mengatakan, dengan program padat karya ini, ASDP membantu biaya konsumsi, asuransi keselamatan, materi komunikasi, dan alat kerja dengan total biaya Rp 150 juta. Pada program ini setiap kapal yang melayani lintasan perintis dan tiba di pelabuhan akan dibersihkan oleh masyarakat di sekitar pelabuhan.

Shelvy menyebutkan, ke-18 Cabang ASDP yang melaksanakan program ini tahun ini adalah Banda Aceh, Danau Toba, Padang, Batam, Bangka, Surabaya, Kupang, Balikpapan, Pontianak, Batulicin, Bau-Bau, Selayar, Luwuk, Bitung, Ambon, Ternate, Sorong dan Biak. Sebagai BUMN transportasi yang memiliki peran sebagai agen pembangunan, ASDP terus meningkatkan konektivitas pulau-pulau terpencil sebagai upaya merajut wilayah Tanah Air dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sebagai negara kepulauan, Indonesia tentunya memiliki banyak wilayah terpencil dan terluar, oleh karena itu, ASDP hadir untuk menghubungkan wilayah-wilayah itu," kata Shelvy.

Ia mencontohkan pada 24 Januari 2023, ASDP melaksanakan pelayaran perdana Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Arwana pada lintas Maccini Baji-Pulau Sabutung di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan.Selanjutnya, di Batam terdapat KMP Bahtera Nusantara 03 pada lintas Tanjung Uban-Tambelan-Sintete. Lintas perintis tersebut merupakan rute antarprovinsi yang menghubungkan Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Saat ini, kata dia, total jumlah lintasan ASDP mencapai sebanyak 311, yang mana 70 persen adalah rute perintis. Sementara itu, total jumlah kapal ASDP mencapai sebanyak 219 unit kapal.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler