Dianjurkan Kirim Istighfar untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal Dunia
Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat derajatnya di Surga, kemudian dia bertanya, Bagaimana aku bisa mendapatkan ini?. Maka dikatakan kepadanya, Berkat istighfar dari anakmu untukmu( HR. Shohih Ibnu Majah).
ruzka.republika.co.id - Ridho Allah tergantung ridho orang tua hal itu diungkapkan oleh Rasulullah melalui hadist diriwayatkan oleh HR. Tirmidzi yang berbunyi:
"Ridho Allah itu tergantung ridho kedua orang tua dan murka Allah juga tergantung kepada murka kedua orangtua." (HR. Tirmidzi).
Dalam Islam anak saleh dan saleha merupakan penolong bagi orang tua yang sudah meninggal.
Lalu apakah boleh mengirim istighfar ke orang tua yang sudah meninggal dunia?
Baca juga: Mengirim Hadiah Istighfar untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal Dunia, Bolehkah?
Dalam hadist Rasulullah yang berbunyi: “Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat derajatnya di Surga, kemudian dia bertanya, “Bagaimana aku bisa mendapatkan ini?”. Maka dikatakan kepadanya, “Berkat istighfar dari anakmu untukmu”( HR. Shohih Ibnu Majah).
Jadi seorang anak bisa mengirim istighfar untuk orang tua yang sudah meninggal dunia. Selain itu memohon ampunan dengan mengucapkan istighfar adalah salah satu bentuk dzikir yang dianjurkan.
Seorang Muslim pun dianjurkan untuk memperbanyak ucapan istighfar. Seorang Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak istighfar tak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bisa dihadiahkan untuk orang tuanya, dan juga umat Muslim secara keseluruhan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Depok Hari Ini, Jumat 24 Maret 2023 Pagi Hingga Malam
Rasulullah SAW biasa meminta ampunan dengan mengucapkan istighfar sebanyak 100 kali sehari semalam.
Dari Al Aghar Al Muzani, Rasulullah SAW bersabda:
وإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ "Aku memohon ampunan kepada Allah SWT sebanyak 100 kali sehari." (HR Muslim) Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ
"Aku beristighfar kepada Allah SWT dan bertaubat kepada-Nya 100 kali setiap hari." (HR An Nasa'i dan Ahmad).
Baca juga: The QS World University Rankings, UI Teratas di Indonesia Kategori Broad Subjects dan Narrow Subject
وعن ابن عمر -رضي الله عنهما- قال: إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ: رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ؛ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Kami menghitung dari Rasulullah SAW dalam satu majelis (sebelum beliau bangun dari majelis tersebut) yaitu seratus kali ucapan:
رب اغفر لي وتب علي إنك أنت التواب الرحيم "Wahai Rabbku, ampuni aku dan terima taubatku, sesungguhnya Engkau Mahapenerima taubat dan Mahapenyayang". (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Bila kita ingin meniru persis jumlah istighfar seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, tentu tidak apa-apa.
Baca juga: Doa Buka Puasa Ramadhan Pertama dan Resep Pisang Goreng Renyah
Juga tidak ada yang salah bila kita ingin menambah ucapan permohonan ampun atau istighfar tersebut, selama tidak meyakini adanya keutamaan khusus dari jumlah dzikir yang diperbanyak itu. (Supriyadi)