Ibu Menyusui Ikut Puasa? Bisa, Tapi Hentikan Jika Mengalami Hal Ini
Meski menantang, puasa dan menyusui bisa dilakukan dengan aman.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bagi wanita Muslim yang sedang menyusui, puasa merupakan tantangan yang cukup besar. Mereka harus menyeimbangkan kebutuhan tubuh dan kebutuhan bayi akan nutrisi yang cukup.
“Ketika seorang ibu menyusui berpuasa selama beberapa waktu, kandungan gizi ibu cenderung berkurang," ujar seorang dokter keluarga dan International Board Certified Lactation Consultant, dr Mythili Pandi, seperti dilansir laman Channel News Asia, Jumat (7/4/2023).
Dia mengatakan, karena air sangat penting dalam produksi ASI, pantang minum sepanjang hari dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ASI yang diproduksi tubuh. Sedangkan dehidrasi dapat menyebabkan ibu merasa lelah dan lelah.
Aliran ASI yang bergantung pada seberapa nyaman dan rileks perasaan ibu saat menyusui atau memerah, juga terpengaruh. Merasa tertekan dapat menghambat aliran ASI.
“Karena lapar dan haus, puasa kemungkinan besar menyebabkan tekanan emosional, seperti keadaan 'hangry',” jelas dr Pandi.
Tips aman menyusui saat puasa
Meski menantang, puasa dan menyusui bisa dilakukan dengan aman dengan persiapan dan latihan yang tepat. Dr Pandi mengatakan, para ibu harus berbaik hati terhadap tubuhnya. Jangan langsung berpuasa tanpa latihan dan persiapan sebelumnya, dan pastikan Anda dapat mengukur efek puasa terhadap kesehatan Anda.
Ketua Breastfeeding Mothers’ Support Group (BMSG), Khatim Hamidon, mengatakan ada cara merawat tubuh untuk menunaikan puasa dan menyusui. Baik Khatim maupun dr Pandi menyoroti pentingnya hidrasi selama sahur dan setelah ibu berbuka puasa.
"ASI adalah 80 persen air, dan volume ASI yang dihasilkan tetap mendekati konstan saat ibu tetap terhidrasi," ujar dr Pandi.
Selama jam non-puasa, ibu dianjurkan untuk minum setidaknya secangkir air setiap setengah jam dan makan buah yang kaya air seperti semangka dan jeruk. Mengonsumsi makanan padat gizi dan berserat tinggi seperti gandum, kentang, dan nasi merah saat sahur dan setelah berbuka puasa, juga membantu menjaga energi ibu sepanjang hari.
Jangan lupa konsumsi makanan penopang energi, serta makanan yang membantu meningkatkan produksi ASI misalnya biji-bijian utuh seperti oatmeal, buah-buahan seperti kurma dan semangka, sayuran seperti wortel dan selada, serta protein tanpa lemak seperti dada ayam tanpa kulit dan yoghurt. Tak hanya itu, sebaiknya minum setidaknya delapan gelas air selama jam non-puasa.
Segera batalkan puasa jika dia mengalami pusing, kelelahan, atau mulut kering, untuk melindungi kesehatan dirinya dan anak-anaknya. Persiapan untuk berpuasa dan menyusui dengan aman bermanfaat karena berarti merawat dirinya dan anak-anaknya dengan lebih baik.
Dr Pandi menyarankan ibu menyusui untuk menghindari aktivitas berat dan memprioritaskan tugas-tugas penting. Tujuannya, untuk membantu mereka agar tidak terlalu lelah dan membuat mereka lebih nyaman untuk menyusui.
Untuk mendapatkan gambaran kesehatan bayi yang lebih baik selama puasa, dr Pandi merekomendasikan pelekatan langsung. Saat bayi disusui dari payudara, tubuh ibu menerima informasi tentang mikrobioma bayi, seperti infeksi dan perubahan pada usus, yang kemudian ditanggapi dengan memproduksi komponen ASI yang sesuai untuk bayinya saat itu.