Serikat Pekerja Perkebunan Dukung Penuh Transformasi Perkebunan Nusantara

Diharapkan pada 2026, PTPN akan mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng.

Dok Republika
Ketua Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN), Asmanuddin Sinaga (tiga kiri) berfoto bersama Direktur SDM Holding Perkebunan Nusantara Seger Budiarjo (dua kanan) dalam sebuah kegiatan belum lama ini. FSPBUN mendukung penuh transformasi Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) melalui pembentukan dua sub holding baru, Palm Co dan Supporting.
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN) mendukung penuh program transformasi Holding Perkebunan Nusantara III Persero melalui pembentukan sub holding Palm Co dan Supporting Co usai sukses integrasi Sugar Co. 


Ketua Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara, Asmanudin Sinaga mengatakan, langkah transformasi  memperkuat industri perkebunan baik itu sawit, karet, teh, kopi dan komoditas lainnya secara nasional dari hulu hingga ke hilir. 

"Kami menyakini bahwa pembentukan tranformasi melalui sub holding Palm Co dan Supporting Co akan menguntungkan perusahaan dan perekonomian nasional, sehingga sebagai serikat pekerja kita mendukung pemuh langkah tersebut," kata pria yang akrab disapa Bang Naga dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Selasa (2/5/2023). 

Khusus untuk Palm Co melalui penggabungan PTPN V, VI dan XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV, ia menjelaskan, bahwa industri kelapa sawit nasional membutuhkan terobosan dan inovasi. Sehingga, dia mengaku bangga karyawan aktif PTPN V saat ini dapat menjadi bagian dari gerbong perubahan tersebut.

Keberadaan Palm Co, lanjutnya, akan meningkatkan nilai tambah CPO di dalam negeri, mengingat saat ini, Indonesia hanya memproduksi 47 produk turunan dari CPO.  Padahal, kata dia, jika mengintip negeri jiran, Malaysia telah memproduksi sekitar 100 jenis produk turunan CPO dan hampir semuanya telah dipasarkan di pasar regional dan internasional. Adapun, Indonesia masih mengandalkan CPO dan minyak goreng.  

“Adanya Palm Co dalam rangka hilirisasi ini adalah langkah sangat jitu," ujarnya. 

Dari hasil konsolidasi, lanjut dia, Palm Co akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600 ribu ha pada tahun 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia. 

Terkait minyak goreng, PTPN nantinya akan mampu meningkatkan produksi minyak goreng curah dalam negeri dan meningkatkan produksi CPO. Melalui Palm Co, diharapkan pada 2026, PTPN akan mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng. 

Begitu juga dengan Supporting Co yang ia nilai sebagai salah satu program nasional dalam rangka penguatan ketahanan ekonomi, pemerataan perkembangan wilayah, dan membangun lingkungan hidup yang berkeadilan.

“Untuk Supporting Co merupakan program hilirisasi sektor pangan dalam rangka penguatan ketahanan pangan. Kami yakin Supporting.co ini prospeknya sangat besar, karena mengelola komoditas-komoditas di luar kelapa sawit dan gula ditambah usaha lain-lain. Untuk itu, kami segenap karyawan memiliki kepercayaan penuh akan program transformasi ini,” kata dia.

Hal senada disampaikan Ketua Serikat Pekerja Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara V, Said Arindra Yulista yang menyatakan bahwa langkah transformasi sejalan untuk membantu meningkatkan bisnis perusahaan. 

Said mengakui, bahwa transformasi termasuk di tubuh PTPN V sejatinya telah berlangsung selama empat tahun terakhir di bawah kepemimpinan CEO Jatmiko Santosa dan memberikan warna dan semangat baru di perusahaan yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning tersebut. 

Menukil pernyataan CEO PTPN V, ia mengatakan, bahwa ruang perbaikan itu masih terbuka lebar. "Untuk itu, sinergi dan kolaborasi ini harus kita jaga demi membawa PTPN V Juara," tegas Said. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler