Pendeta Saifuddin Ibrahim Ungkap Alasan Berpisah dengan Panji Gumilang

Pendeta Saifuddin Ibrahim pernah mengabdi di Al Zaytun yang dipimpin Panji Gumilang.

Tangkapan layar
Pendeta Saifuddin Ibrahim Ungkap Alasan Berpisah dengan Panji Gumilang. Foto: Pendeta Saifuddin Ibrahim meminta 300 ayat Alquran dihapus.
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendeta Saifuddin Ibrahim saat masih beragama Islam, pernah menjadi guru di Pesantren Al Zaytun pada 1999. Al Zaytun sendiri saat ini tengah menjadi sorotan karena sejumlah kontroversinya.

"Saya dulu adalah kepala Humas di sana (Al Zaytun)," ujar Saifuddin dikutip dari akun youtube Saifuddin Ibrahim TV pada Rabu (10/5/2023).

Terkait dengan kontroversi Al Zaytun saat ini, Saifuddin mengimbau para dewan guru Al Zaytun untuk membela Panji Gumilang.

"Karena itu sudah waktunya semua dewan guru Al Zaytun harus membela Panji Gumilang apapun alasannya," ujar Saifuddin.

Pada kesempatan itu, Saifuddin bercerita tentang alasannya berpisah dengan Panji Gumilang. Ini karena Saifuddin berpindah keyakinan.

"Saya berpisah dengan Panji Gumilang karena saya ikut Yesus Kristus, tidak ada masalah apa-apa saya dengan dia," ujar Saifuddin.

Menurut Saifuddin, ketika dirinya berbicara tentang agama, maka Panji Gumilang akan terdiam. Karena, Saifuddin meyakini dirinya lebih paham tentang ayat-ayat Alquran dan Alkitab (Injil).

"Tapi dari segi kepemimpinan, Panji Gumilang lebih bagus," ujar Saifuddin.

Saifuddin menjelaskan jika saat ini banyak anak buah Panji Gumilang yang pergi, ini lantaran sikap Panji yang dinilainya keras. Ini menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemimpin yang disiplin.

Seperti diketahui, Saifuddin Ibrahim kembali membuat kontroversi. Pendeta tersebut menyindir orang Arab yang dianggap membohongi umat soal haramnya dagi babi.

Baca Juga


Saifuddin bahkan mengucapkan bismillah saat hendak memotong bagi yang telah dihidangkan. Menurutnya, makan babi membuat orang menjadi panjang umur.

''Kata orang Arab ini haram. Eh ternyata harum. 40 tahun saya dibohongi oleh orang Arab. Katanya, bangsa-bangsa yang makan babi itu umurnya panjang. Sedangkan orang Arab umurnya pendek,'' kata Saifuddin dikutip dari tayangan video yang ditayangkan di akun Instagram Republika.co.id, Rabu (10/5/2023).

Kontroversi Saifuddin ini ternyata bukan yang pertama. Sebelumnya, Saifuddin dalam sebuah khutbahnya yang tayang di youtube, bilang bahwa Islam sebagai biang kerok penyebaran paham ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme di Indonesia.

Kata dia, pemahaman keras tersebut bersumber dari Kitab Suci Alquran. Karena itu, ia meminta Kementerian Agama (Kemenag) menghapus 300 ayat di dalam Alquran yang dikatakan dia sebagai sumber kekerasan.

Saifudin Ibrahim pun dalam ceramahnya itu juga mengatakan pendidikan Islam seperti pondok pesantren dan madrasah adalah sarana pendidikan untuk penyebaran paham-paham terorisme di Tanah Air.

Sementara, Al Zaytun dan Panji Gumilang saat ini juga tengah memuncukan kontroversi. Ini lantaran tata cara ibadahnya yang dinilai tak lazim.

Di antaranya, mencampurkan shaf perempuan dan pria dalam sholat, menempatkan wanita di shaf depan dalam sholat, mengaku bermazhab Bung Karno, mendorong hubungan diplomatik RI-Israel, dan dikait-kaitkan dengan NII (Negara Islam Indonesia).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler