Cara Erdogan Ngeles dari Serangan Ekonomi Barat

Kebijakan ekonomi Erdogan tidak berdiri sendiri melainkan memanfaatkan potensi global

Twitter
Sekjen PBB Antonio Guterres mengucapkan selamat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas kemenangannya dalam pemilihan presiden putaran kedua, Ahad (28/5/2023).
Rep: Rahayu Subekti Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Calon petahana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada akhirnya memenangkan pemilu putaran kedua. Sejak dua dekade ia berkuasa, sejumlah kekacauan ekonomi menerpa Turki di sisi moneter dan makro, mulai dari lira yang ambrol, tekanan inflasi super tinggi, cadangan devisa merosot tajam, dan lainnya.

Sejumlah gangguan ini diyakini sebagai serangan dari Barat melalui beragam sanksi dan pembatasan. Kebijakan ekonomi Turki yang dilakukan untuk merespons tak lepas dari sejumlah langkah Erdogan. Ia memanfaatkan momentum potensi dalam negeri Turki dan kerja sama luar negeri untuk lepas dari jeratan serangan. Berikut diantaranya:

 

1. Upaya penyelamatan cadangan devisa

Ada sejumlah dana yang berhasil disuntikkan ke Turki yang digunakan untuk kebutuhan perekonomian. Salah satu diantaranya adalah saat Arab Saudi menandatangani perjanjian dengan Turki untuk menyimpan lima miliar dolar AS di Bank Sentral Turki. Hal tersebut dilakukan melalui Saudi Fund for Development (SFD).

Baca Juga



Dikutip dari Reuters, pada Maret 2023, Menteri Keuangan Saudi Mohammed Bin Abdullah Al-Jadaan mengumumkan niat negaranya untuk melakukan deposit pada Desember. Tercatat, cadangan devisa bersih Turki pulih dari lebih dari enam miliar dolar AS pada musim panas lalu ketika berada pada titik terendah setidaknya dalam 20 tahun.

Deposito tersebut ditandatangani antara Ketua SFD Ahmed Aqeel Al-Khateeb, yang juga menteri pariwisata Arab Saudi. Begitu juga dengan Gubernur Bank Sentral Turki Sahap Kavcioglu.

Saat itu, Turki telah kehilangan sekitar 8,5 miliar dolar AS sejak gempa besar melanda wilayah selatan pada awal Februari 2023 yang menewaskan lebih dari 45 ribu orang. Bencana alam tersebut menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.

Cadangan internasional bersih bank sentral Turki turun sekitar 1,4 miliar dolar AS menjadi 20,2 miliar dolar AS dalam sepekan saat itu. Deposit Saudi 'menyelamatkan' Turki yang disebut sebagai mengikuti upaya bersama oleh Ankara dan Riyadh untuk memperbaiki hubungan yang putus setelah pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018 di konsulat kerajaan di Istanbul.

Cadangan devisa Turki juga turun tajam dalam beberapa tahun sebelumnya karena intervensi pasar dan setelah krisis mata uang pada Desember 2021. Saat itu, lira kehilangan sekitar 30 persen nilainya terhadap dolar dan 44 persen pada 2021.

 

2. Skema menyelamatkan Lira

Turki punya skema penyelamatan mata uang Lira yang terus disempurnakan. Melalui persetujuan parlemen, pasar dalam negeri didorong untuk menggunakan lebih banyak Lira daripada mata uang asing dengan pemberian insentif pajak.

 

2. Skema menyelamatkan Lira

Turki punya skema penyelamatan mata uang Lira yang terus disempurnakan. Melalui persetujuan parlemen, pasar dalam negeri didorong untuk menggunakan lebih banyak Lira daripada mata uang asing dengan pemberian insentif pajak.

Mata uang asing yang dikonversi ke Lira oleh korporasi, hingga rekening deposit emas akan melindungi mereka dari ketidakstabilan nilai tukar. Skema ini diperkenalkan Erdogan pada Desember 2021, bahkan pemerintah mengkompensasi nasabah yang kehilangan nilai Liranya selama masa durasi deposit. Lira saat itu merosot hingga 44 persen melawan dolar AS.

 

3. Meningkatkan permintaan domestik

Meski inflasi dan mata uang sangat tidak stabil, permintaan domestik Turki masih tinggi. Pada 2022, ekonomi Turki tumbuh 5,6 persen yang didorong oleh permintaan domestik. Produk domestik bruto mencapai 15 triliun Lira atau 905,5 miliar dolar AS.

Sementara PDB per kapita adalah 176.589 Lira atau 10.655 dolar AS, masih lebih tinggi dibanding Indonesia yang 5.083 dolar AS. Daya beli yang masih tinggi membuat pengeluaran rumah tangga masih naik 19,7 persen pada 2022. Pangsa pengeluaran untuk konsumsi sendiri 57,5 persen.

Melalui kebijakan Erdogan, Turki bertujuan untuk membalikkan penyakit defisit kronis menjadi surplus neraca berjalan melalui penguatan ekspor dan suku bunga rendah. Tapi pada 2022, ekspornya naik 12,9 persen dan impor loncat 34 persen yang menyebabkan defisit neraca berjalan 9,7 miliar dolar AS.

Pemotongan suku bunga rendah ini membuat nilai tukar Lira turun 44 persen dan inflasi melesat hingga 85 persen. Di saat mata uang melemah, pariwisata mulai jadi andalan karena harga yang serba murah menarik wisatawan Eropa, Timur Tengah, hingga Asia.


4. Memanfaatkan sektor pariwisata

Kementerian Pariwisata dan Budaya Turki menyampaikan kedatangan 9,6 juta wisatawan mancanegara dalam empat bulan pertama 2023. Jumlah tersebut naik 27,51 persen (yoy) yang didominasi oleh kunjungan ke Istanbul.

 

4. Memanfaatkan sektor pariwisata

Kementerian Pariwisata dan Budaya Turki menyampaikan kedatangan 9,6 juta wisatawan mancanegara dalam empat bulan pertama 2023. Jumlah tersebut naik 27,51 persen (yoy) yang didominasi oleh kunjungan ke Istanbul.

Kota terpadat di Turki ini menerima lebih dari setengah dari kedatangan wisatawan, yakni 4,77 juta orang pada kuartal I 2023. Diikuti oleh Antalya dengan 1,6 juta kedatangan dan Edirne yang merupakan perbatasan dengan Bulgaria dan Yunani. Pariwisata adalah sektor yang sangat diandalkan untuk perekonomian masyarakat Turki.

Pendapatan dari pariwisata Turki mencapai rekor 46,3 miliar dolar AS pada 2022, naik 53 persen (yoy). Meski sebenarnya, defisit perdagangannya membengkak 109 miliar dolar AS dipengaruhi perang di Ukraina yang berimbas pada sektor energi. Secara total, kedatangan wisatawan asing mencapai 44,6 juta orang tahun lalu

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler