Iran Minta Pasukan AS di Suriah Angkat Kaki

Mei lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi berkunjung ke Suriah.

 AP Photo/Vahid Salemi
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian meminta pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah agar segera angkat kaki dari negara tersebut.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Hossein Amirabdollahian, meminta pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah agar segera angkat kaki dari negara tersebut. Hal itu disampaikan saat Amirabdollahian berkunjung ke Damaskus dan bertemu Menlu Suriah Faisal Mekdad, Rabu (30/8/2023).

Baca Juga


“Kami menyarankan pasukan AS untuk pulang dan kami juga menyarankan pihak berwenang Amerika untuk menyerahkan kawasan kepada masyarakat di kawasan,” kata Amirabdollahian dalam konferensi pers bersama Mekdad, dikutip laman Al Arabiya.

Amirabdollahian menambahkan, kehadiran ilegal pasukan AS di Suriah dengan dalih memerangi terorisme adalah salah satu topik yang dia bahas bersama Mekdad. Iran diketahui merupakan sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam memerangi kelompok teroris dan oposisi bersenjata di negara tersebut.

Amirabdollahian pun menegaskan kembali dukungan negara untuk Assad. “Kami akan terus mendukung kepemimpinan, tentara, dan rakyat Suriah hingga situasi di Suriah menjadi stabil dan berkembang,” ujarnya.

Dalam konferensi pers bersama Mekdad, Amirabdollahian turut mengecam serangan udara Israel ke Bandara Internasional Aleppo pada Senin (28/8/2023) lalu. Bandara Aleppo telah beberapa kali menjadi sasaran serangan udara Israel tahun ini. Amirabdollahian menegaskan, serangan Israel tidak akan dibiarkan begitu saja.

Sebelum bertolak ke Damaskus, Amirabdollahian mengungkapkan bahwa kunjungannya ke Suriah bertujuan mempercepat pelaksanaan perjanjian yang ditandatangani antara kedua negara awal tahun ini, yakni saat Presiden Iran Ebrahim Raisi berkunjung ke Suriah pada Mei lalu.

Dalam kunjungan resmi Raisi ke Suriah, dia dan Assad menandatangani serangkaian perjanjian kerja sama jangka panjang. Tujuan utamanya adalah mempererat hubungan ekonomi antara kedua negara. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler