Merapat ke Prabowo atau Ganjar? Demokrat DIY Beri Jawaban

Prabowo dan Ganjar dinilai bisa mengakomodasi visi-misi perubahan yang diperjuangkan.

DOKREP
Logo Partai Demokrat
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- DPD Demokrat DIY menyebut menunggu arahan dari DPP Demokrat, apakah nanti akan merapat ke Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Hal ini disampaikan Plt Ketua DPD Demokrat DIY, Arif Budiyono, seusai Demokrat ditinggal deklarasi Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Baca Juga


"Tentu kita ini kan masih menunggu arah kebijakan dari DPP. DPP beberapa hari ini kan juga ada pleno nih, itu Rabu (6/9/2023) ada seluruh DPD seluruh Indonesia. Sambil menata itu, nanti akan diputuskan," kata Arif saat dikonfirmasi wartawan, Senin (4/9/2023).

Arif menyebut, hingga saat ini pihaknya masih menunggu keputusan, apakah akan merapat ke koalisi Prabowo atau ke koalisi Ganjar. Bahkan, belum diputuskan juga apakah Demokrat akan membentuk koalisi baru setelah hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). "Memang tidak buru-buru apakah akan ke Pak Ganjar atau Pak Prabowo, atau bikin koalisi baru, itu belum ada, kita masih tunggu lah," ucap Arif.

Meski begitu, Arif menyebut pihaknya bersedia jika nantinya DPP Demokrat memilih untuk bergabung ke koalisi Prabowo maupun ke koalisi Ganjar di Pilpres 2024. "Kalau diputuskan ke Pak Ganjar ya patuh, ke Pak Prabowo juga kita jalankan. Satu minggu lah dari sekarang mungkin sudah ada keputusannya, nanti tinggal kita tunggu," ungkapnya.

Menurut Arif, kemungkinan partainya merapat ke Prabowo maupun Ganjar karena dinilai bisa mengakomodasi visi misi perubahan yang diperjuangkan Demokrat. Selain itu, kedua kubu tersebut juga akan melanjutkan program pemerintah Joko Widodo yang sudah berjalan dengan baik, dan memperbaiki program yang belum berjalan dengan baik.

"Kalau dilihat dari tiga kandidat itu, memang sekarang ini kan arahnya ke sana semua kalau liat visi misinya. Pak Prabowo juga sama, mau melanjutkan baik-baik Pak Jokowi, yang belum baik juga mau diperbaiki, Pak Ganjar pun juga sama. Tiga-tiganya arahnya pasti sama, melanjutkan dalam arti yang sudah baik, yang belum baik kita perbaiki," jelas Arif.

"Pastikan namanya dari DPP ini kan ada pertemuan-pertemuan dari pihak Pak Ganjar dan Prabowo. Mereka itu pasti akan melihat bagaimana visi misi perubahan ini bisa diterima, kita juga tidak memaksakan," kata Arif.

Hubungan SBY dan Megawati...

Peluang kerja sama dengan PDIP juga disebut semakin terbuka dengan adanya wacana pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman bahkan menyebut kedua sosok tersebut memiliki hubungan yang baik.

"Saya rasa kita sangat senang apabila Ibu Megawati berkenan menerima Pak SBY, Pak SBY siap, dan Ibu Megawati tidak pernah jahat dengan kami, tidak pernah jahat dengan Demokrat," ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/9/2023)

"Ibu Megawati tidak pernah jahat dengan Demokrat, tidak pernah jahat dengan Pak SBY, ya kan? Saya rasa kami pun, Pak SBY pun menghormati Ibu Mega," kata dia menambahkan.

Salah satu hubungan baik antara SBY dengan Megawati adalah saat Partai Demokrat mendukung almarhum Taufiq Kiemas menjadi Ketua MPR untuk periode 2009 sampai 2013. Namun perihal koalisi, akan dirapatkan dan diputuskan Majelis Tinggi Partai Demokrat terlebih dahulu.

Peluang kerja sama tersebut juga semakin besar, mengingat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Pihaknya juga menutup terbentuknya poros baru pada Pilpres 2024.

"Poros baru mana, saya rasa nggak. Saya rasa paling mungkin itu adalah ke PDIP dengan Ibu Megawati, SBY sebagai episentrumnya," ujar Benny.

Kendati demikian, Partai Demokrat juga tak menutup komunikasi dengan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. Apalagi keduanya memiliki pengalaman kerja sama pada Pilpres 2019.

"Jadi sekarang ini 50 persen, 50 persen, Pak Prabowo dan Pak Ganjar ya kan, semua baik. Hubungan kami dengan Ibu Megawati juga baik, dengan Pak Prabowo juga baik," ujar anggota Komisi III DPR itu.

PDIP sendiri membuka peluang untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat. Ungkapnya, komunikasi kedua partai politik tersebut akan diintensifkan untuk membahas peluang tersebut.

Apalagi PDIP dan Partai Demokrat pernah bertemu yang ditunjukkan oleh Puan Maharani dengan AHY. Komunikasi ke depan tentu dalam rangka untuk menyatukan visi dan pandangan terhadap Indonesia ke depan.

"Saya kira komunikasi politik itu terus berlanjut sampai dengan sekarang dan mungkin dalam beberapa waktu ke depan komunikasi politik itu akan dibuka kembali dan mungkin saja diintensifkan," ujar Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah di Rumah Aspirasi, Jakarta.

"Sambil kedua belah pihak menemukan kesamaan persepsi dan frekuensi. Apakah mungkin dilanjutkan pada kerja sama politik pilpres atau tidak, itu tergantung hasil pembicaraan antara pimpinan Partai Demokrat dan pimpinan PDI Perjuangan," sambungnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler