Tunggu Arahan Politik, Demokrat Sumbar: Pokoknya Gambar Anies Harus Hilang

Para pengamat memprediksi Demokrat akan merapat ke koalisi lain.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi jajaran pengurus dan kader menyampaikan konferensi pers di kanto DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (4/9/2023). Dalam keterangannya AHY mengatakan bahwa Partai Demokrat sudah bukan bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan sekaligus bersiap membuka ruang komunikasi dengan koalisi yang sudah ada saat ini. Selain itu AHY juga mengucapkan selamat kepada Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar usai mendeklarasikan sebagai pasangan Capres dan Cawapres pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Rep: Febrian Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- - Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPD Partai Demokrat, Ari Prima, mengatakan pihaknya menunggu arahan dari DPP mengenai arah politik partai tersebut untuk menghadapi Pemilu 2024. Demokrat Sumbar, menurut Ari, sebelumnya telah mengikuti instruksi DPP untuk menurunkan alat peraga kampanye berupa baliho, spanduk, dan lain semacamnya yang masih memuat foto Anies Baswedan. 

Baca Juga


"Saat isu tersebut bergulir, sudah ada perintah penurunan baliho Anies. Perintah tersebut disampaikan DPP Demokrat berupa instruksi secara lisan,” kata Ari, Kamis (7/9/2023).

Ari menyebut pihaknya juga sudah melakukan take down konten-konten yang bermuatan Anies dari media sosial Partai Demokrat se Sumbar. "Pokoknya gambar Anies harus dihilangkan," ujar Ari.

Partai Demokrat diketahui telah keluar dari koalisi partai pengusung Anies. Demokrat keluar pada momen Anies dideklarasikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar. 

Publik sebelumnya mengetahui kalau Demokrat sangat ingin agar sosok yang menjadi cawapres pendamping Anies adalah sang ketua umum Partai Demokrat, yakni Agus Harimurti Yudhoyono. 

Namun, narasi yang muncul, Demokrat keluar dari koalisi Anies karena Partai Nasdem, Anies, dan Surya Paloh telah mengambil keputusan menunjuk Muhaimin sebagai cawapres secara sepihak. 

Para pengamat banyak memprediksi pasca-tidak lagi bersama Anies, Partai Demokrat bisa merapat ke koalisi lain. Yakni bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) pendukung Prabowo Subianto atau bergabung dengan PDIP dan PPP mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Namun, ada juga peluang Demokrat membentuk poros baru. Karena Demokrat dapat menarik PKS juga ikut keluar dari pendukung Anies dan menarik PPP memisahkan diri dari PDIP. Sehingga dapat terbentuk poros koalisi baru yang terdiri dari Demokrat, PPP dan PKS yang dapat mengusung AHY bersama Sandiaga Uno.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler