Arab Saudi Atur Pakaian Wanita saat Umroh, Ini Kata Pengamat

Arab Saudi memberi batasan soal pakaian bagi wanita saat umroh.

Republika/Mardiah
Ilustrasi Pakaian Ihram saat haji dan umroh di Arab Saudi.
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Haji dan Umroh Indonesia, Ade Marfuddin menanggapi pemerintah Arab Saudi yang menetapkan aturan berpakaian untuk wanita Muslim saat melakukan umroh atau ziarah di Masjidil Haram, Makkah. 

Baca Juga


Ade mengatakan, pakaian umroh wanita yang diterapkan Arab Saudi baik dan harus diikuti. Karena umroh dan haji adalah otoritas negara Arab Saudi yang melayani jamaah umroh dan haji. Sehingga mereka punya standar yang perlu ditaati oleh negara manapun yang mengirim jamaah umroh dan haji. 

"Apalagi (aturan pakaiannya) ini (untuk) di tempat sakral, tujuannya untuk ibadah, sehingga aturan pakaian (umroh dari Arab Saudi) saya sepakat untuk diberikan sebuah indikator, sebuah ketentuan, sehingga tidak merusak pemandangan," kata Ade kepada Republika, Senin (18/9/2023).

Menurutnya, pakaian yang baik dan sopan yang ditetapkan Arab Saudi juga juga bentuk sebuah moderasi beragama dalam berpakaian. Moderasi dalam berpakaian juga untuk menghargai orang lain.

"Contohnya ketika saya di Masjidil Haram, tidak sedap ketika saya melihat di depan saya ada yang tawaf memakai kaos yang bertuliskan logo atau gambar, ini juga mengganggu," ujar Ade.

Ia menyampaikan, aturan berpakaian untuk wanita yang umroh adalah sebuah upaya untuk mengurangi maksiat diri sendiri kepada orang lain yang melihat.

Salah satu aturan pakaian wanita yang umroh harus longgar, menurut Ade, secara estetika akan enak dipandang dan nyaman saat dipakai. Pakaian yang longgar juga baik untuk kesehatan. Orang lain yang melihatnya tidak akan terganggu dengan pakaian yang longgar dan tidak banyak motif gambar.

 

Ade mengatakan, maka warna berpakaian pun harus disesuaikan. Warna apa yang cocok dan melambangkan seorang hamba yang sedang beribadah dan sedang ziarah dengan ketundukannya.

"Tentu tidak sopan kita sedang tawaf dan sedang ada di Masjidil Haram memakai kaos atau memakai pakaian yang tidak sedap dipandang, manusia saja tidak sedap, apalagi Allah," ujarnya.

Ade mengingatkan, Allah menyukai keindahan dan kebersihan. Allah menyukai orang yang berpakaian rapi dan indah, itu juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan, Alquran memerintahkan kalau masuk ke dalam masjid, pakai pakaian yang indah dan bagus.

"Alquran sudah mengatur kita (masuk ke masjid), seharusnya sebelum diatur oleh pemerintah Arab Saudi, punya kesadaran personal bahwa saya mau masuk masjid (Masjidil Haram) untuk ibadah maka pakaiannya yang layak, yang baik, yang sedap dilihat," jelas Ade.

Ade menambahkan, setuju dengan kebijakan Arab Saudi yang mengatur pakaian umroh bagi wanita.

Sebelumnya diberitakan, jamaah wanita menurut Kementerian Haji dan Umroh Kerajaan Arab Saudi berhak mengenakan pakaian yang mereka sukai selama ibadah, asalkan mereka mematuhi aturan tertentu. Syarat dan aturannya, pakaiannya harus lebar dan longgar, seharusnya tidak ada elemen dekoratif apapun, dan pakaian itu harus menutupi seluruh tubuh.

 

 

Infografis tempat ihram haji dan umroh - (Republika)

Infografis Adab Haji dan Umroh - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler