Komentar Ulama Dunia terkait Situasi Gaza Palestina

Ulama dunia berharap Gaza kembali pulih dan Israel menghentikan serangan.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Penduduk Kota Gaza mulai mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di jalur Gaza.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Komunitas Muslim seluruh dunia berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Ini adalah Jumat pertama sejak kelompok Palestina Hamas menyerang Israel, memicu perang yang sedang berlangsung.

Baca Juga


Dalam khutbah Jumat, beberapa imam mengeluarkan seruan berapi-api untuk mendukung Palestina. Yang lain meratapi hilangnya nyawa warga sipil di kedua belah pihak dan menyerukan perdamaian.

Para imam terkemuka di Perancis dan Yunani, dalam khotbah mereka, mengecam kekerasan yang melanda Israel dan Jalur Gaza. Tak lupa mereka juga menyerukan perdamaian.

Imam Masjid Agung Paris, Abdennour Tahraoui, mengeluhkan berita tragis yang muncul dari perang ini, yang disebut telah menyebabkan ribuan orang tewas dan terluka di kedua sisi.

"Warga sipil sengaja menjadi sasaran. Adalah tugas kita untuk mengutuk tindakan ini dan memberikan kesaksian atas solidaritas kita, terhadap semua korban yang tidak bersalah," ujar dia dikutip di Gulf Today, Sabtu (14/10/2023).

Tidak hanya itu, Imam Tahraoui juga menyerukan ketenangan di Perancis, yang memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa Barat.

Lebih dari 1 juta warga Palestina di Gaza utara menghadapi tenggat waktu Israel untuk melarikan diri ke selatan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel baru saja mulai membalas serangan Hamas di Israel selatan pekan lalu.

Presiden AS Joe Biden mengatakan konsultasi sedang dilakukan dengan pemerintah regional, mengenai krisis kemanusiaan di Gaza. Warga Palestina yang terjebak diketahui menghadapi kekurangan listrik, makanan dan air di tengah pemboman Israel.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

"Situasi di Gaza telah mencapai titik terendah baru yang berbahaya,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Militer Israel memerintahkan ratusan ribu warga sipil yang tinggal di Kota Gaza untuk mengungsi, pada Jumat (13/10/2023). Hal ini disampaikan menjelang serangan darat Israel yang dikhawatirkan.

Perintah tersebut juga muncul setelah PBB mengatakan mereka menerima peringatan dari Israel, untuk mengevakuasi 1,1 juta orang yang tinggal di Gaza utara dalam waktu 24 jam.

Penderitaan di Gaza telah meningkat secara dramatis, yang mana warga Palestina sangat membutuhkan makanan, bahan bakar dan obat-obatan. Satu-satunya pembangkit listrik di wilayah tersebut ditutup karena kekurangan bahan bakar.

Tidak hanya itu, kamar mayat di rumah sakit terbesar di Gaza meluap, karena jenazah datang lebih cepat daripada waktu yang bisa diambil oleh kerabat mereka.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dilaporkan mengunjungi Israel pada Jumat kemarin. Hal ini terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Israel, untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

 

Perang tersebut telah merenggut sedikitnya 3.200 nyawa di kedua belah pihak sejak Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler