6 Pemicu Kerusakan Alam yang Diisyaratkan Alquran

Kerusakan di langit dan bumi akibat ulah manusia

Antara/Adeng Bustomi
[Ilustrasi] Tim gabungan tanggap bencana membersihkan material tanah longsor yang menutupi badan jalan utama Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Perubahan iklim (Climate Change) telah mengakibatkan berbagai bencana alam di berbagai belahan bumi. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 98 persen bencana alam yang terjadi di Indonesia  karena bencana hidrometeorologi sebagai dampak perubahan iklim.

Baca Juga


Namun demikian masih banyak masyarakat yang tidak paham bahwa perubahan iklim adalah sebuah permasalahan kemanusiaan yang sangat serius untuk ditangani. 

Para tokoh agama dunia pun telah menyerukan agar masyarakat dunia peduli dalam isu perubahan iklim. Salah satunya adalah Grand Syekh Al Azhar, Syekh Ahmad At Thayyeb yang menyerukan agar setiap orang melawan tindakan apapun yang merusak lingkungan dan meningkatkan krisis iklim. 

Para saintis telah sepakat bahwa terjadinya perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi  dari atmosfer global dan variabilitas iklim. Keadaan itu membuat cuaca tidak menentu atau terjadinya cuaca ekstrim yang mengakibatkan berbagai bencana alam. 

Alquran dalam surat ar-Rum ayat 41 telah menyebutkan bahwa semua kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan manusia. 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS ar-Rum ayat 41).

Lafaz dzoharol fasad pada ayat ini berarti suul hal atau situasi yang buruk. Sehingga berbagai kemanfaatan di darat maupun di laut tidak bisa lagi dirasakan manusia.

Baca juga: 10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan

Menukil keterangan Imam At Tahir Ibnu Asyur seorang Mufasir dari Tunisia bahwa yang dimaksud kerusakan di daratan adalah terjadinya berbagai bencana seperti paceklik ditandai kekurangan pangan, kematian dan kepunahan hewan.

Selain itu kekeringan dan wabah penyakit. Sedang kerusakan di lautan adalah hilangnya manfaat akibat ikan dan habitat laut berkurang karena tercemari. Akibatnya bumi menjadi tidak seimbang dan tidak nyaman bagi manusia. 

Berbagai bencana kemanusiaan yang diakibatkan perubahan iklim itu terjadi karena ulah manusia yang menyimpang, dengan melakukan kemaksiatan, kerusakan akhlak, serakah dan lain sebagainya. Sehingga bumi kehilangan keseimbangannya, dan bumi tidak nyaman lagi untuk dihuni. 

Dalam perspektif Alquran ada beberapa hal yang membuat terjadinya kerusakan bumi. Pertama adalah mengubah ciptaan Allah, maksudnya segala sesuatu yang telah ditetapkan fitrahnya, diubah.

Semisal air yang fitrahnya adalah alat bersuci sehingga harus bersih dan suci namun tidak dapat digunakan karena tercemar oleh limbah Industri. Akibatnya menyebabkan kerusakan pada habitat alam. Kedua adalah perilaku zalim manusia dengan lingkungan dengan mengeksploitasi alam semaunya tanpa melakukan perbaikan. 

Ketiga yaitu menyombongkan diri. Manusia modern kerap berlaku semena-mena, sombong akan kemajuan teknologinya  dan mengeksploitasi alam hingga menyebabkan kerusakan.

Keempat, manusia modern kerap memperturuti hawa nafsu, menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya untuk menguasai alam dan menjarah sumber dayanya. 

Kelima, menyimpang dari keseimbangan alam. Padahal Allah SWT telah menciptakan alam raya berikut bumi dan isinya dengan keseimbangan. Berbagai kenikmatan telah disediakan Allah baik di darat, laut dan udara. Namun manusia merusak keseimbangan yang ada dengan melakukan kerusakan pada alam seperti pembakaran hutan dan sebagainya. 

Keenam, karena kufur nikmat, kerusakan yang terjadi di bumi disebabkan kufurnya manusia terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Sehingga Allah menimpakan kegelisahan, kelaparan, bencana dan lainnya. 

Semua yang ada di muka bumi adalah makhluk Allah SWT yang bertasbih dan bersujud padaNya. Maka dari itu manusia tidak boleh semena-mena terhadap makhluk Allah lainnya misalnya hutan, gunung, laut, hewan dan lainnya.

Manusia juga harus mampu menjalankan perannya sebagai khalifah di muka bumi untuk menegakan keadilan, menebar kebaikan dan kemaslahatan bagi setiap makhluk Allah. Selain itu, manusia juga harus memakmurkan bumi yang menjadi amanat dari Allah. 

Baca juga: Baca Doa Ini Agar Allah SWT Satukan Kita dengan Orang Saleh dan Penghuni Surga

Memperlakukan alam harus dengan cinta. Karena hilang cinta membuat orang semena-mena sehingga merusak. Baru langkah terakhir adalah antisipatif mengurangi dampak perubahan iklim.

Dalam Alquran dan Hadits banyak yang menjelaskan tentang gerakan penghijauan, reboisasi. Setiap Muslim diamanatkan menanam pohon, tdak membuang sampah sembarangan, dan menjaga keseimbangan.   

Infografis Mudah Khatam ALquran - (Dok Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler