Layanan Telekomunikasi di Gaza Berangsur Pulih Setelah Padam Total

Layanan telekomunikasi di Jalur Gaza lumpuh total sejak Kamis malam.

Israel, Palestinians
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, (8/11/2023).
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Layanan telekomunikasi di Jalur Gaza berangsur pulih setelah Israel mengizinkan pengiriman bahan bakar ke wilayah tersebut. Sebelumnya Perusahaan Telekomunikasi Palestina (Paltel Group) mengumumkan gangguan total pada jaringan telepon rumah, seluler, dan internet di seluruh Jalur Gaza akibat ketiadaan stok bahan bakar di wilayah tersebut.

Baca Juga


“Menteri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi Ishaq Sidr hari ini mengumumkan kembalinya sebagian layanan komunikasi dan internet di beberapa wilayah Jalur Gaza,” tulis kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya, Jumat (17/11/2023).

Sidr mengungkapkan, mulai pulihnya layanan telekomunikasi di Gaza merupakan efek dari telah diizinkannya pengiriman bahan bakar ke wilayah tersebut. “Sidr memperingatkan kemungkinan gangguan layanan lagi jika pasokan bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan komponen inti jaringan tidak terjamin,” kata WAFA.

Paltel Group mengumumkan gangguan total pada jaringan telepon rumah, seluler, dan internet di seluruh Jalur Gaza pada Kamis (16/11/2023) malam. Paltel Group merupakan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Palestina.

“Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza tidak berfungsi karena semua sumber energi yang menopang jaringan telah habis, dan bahan bakar tidak diperbolehkan masuk,” kata Paltel Group dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya Paltel Group telah menyampaikan bahwa pusat data utama dan saklar di Jalur Gaza ditutup secara bertahap akibat habisnya bahan bakar. Elemen jaringan utama hanya bergantung pada baterai.

Israel telah mengizinkan pengiriman 140 ribu liter bahan bakar ke Jalur Gaza yang akan dilakukan setiap dua hari sekali. Selama 41 hari, yakni sejak memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel diketahui melarang adanya suplai bahan bakar ke wilayah tersebut.

Menurut keterangan beberapa pejabat Israel, izin pengiriman bahan bakar ke Gaza keluar setelah adanya permintaan dari Amerika Serikat (AS). Mereka mengatakan, kabinet perang Israel setuju memberikan akses kepada dua truk tangki bahan bakar untuk memasuki Gaza setiap harinya guna memenuhi kebutuhan operasional PBB di wilayah tersebut.

“Asalkan (bahan bakar) tidak sampai ke Hamas,” kata pejabat Israel yang enggan dipublikasikan identitasnya, Jumat kemarin.

Skema pengiriman bahan bakar ke Gaza diperjelas oleh seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS. Dia mengungkapkan, Israel berkomitmen mengizinkan masuknya 120 ribu liter bahan bakar setiap 48 jam.

Bahan bakar tersebut akan digunakan untuk operasional truk-truk milik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) serta kebutuhan lain seperti desalinasi air, pemompaan limbah, toko roti, dan rumah sakit di wilayah selatan Gaza.

Tambahan 20 ribu liter lainnya akan turut dikirimkan setiap 48 jam. Pasokan ini khusus untuk memasok listrik ke generator listrik perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel Group.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler