BI Ajak Pengusaha Manfaatkan LCT Dalam Investasi
LCT menyederhanakan pembayaran langsung dalam mata uang lokal antar dua negara.
REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengajak Provinsi Bengkulu dan Investor Malaysia memanfaatkan transaksi menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) dalam kerja sama investasi pembangunan rumah sakit bertaraf internasional.
"Investor dari Malaysia yang telah menandatangani surat letter of intent, ini bisa melakukan transaksi dengan menggunakan Indonesia Rupiah dan Malaysia ringgit, memanfaatkan LCT," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung di Bengkulu, akhir pekan ini.
Juda menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan Bencoolen Regional Investment and Economic Forum BRIEF (2023) serta penandatanganan Letter of Intent investasi pembangunan rumah sakit bertaraf internasional di Provinsi Bengkulu, pada Jumat 17 November 2023.
"Jadi (dengan LCT) lebih efisien, lebih murah tanpa harus (ditukar) ke dolar AS dulu, jadi dengan LCT ini diharapkan investasi dan perdagangan dua negara semakin meningkat," kata dia lagi.
LCT kata dia menyederhanakan pembayaran langsung dalam mata uang lokal antar dua negara, sehingga mengurangi kebutuhan akan dolar AS di dalam transaksi.
"Saat ini kerja sama LCT telah diimplementasikan termasuk dengan Malaysia, di mana investor dari Malaysia yang hadir di sini untuk menandatangani surat 'letter of intent' bisa menggunakannya," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama investor asal Malaysia menjalin kerja sama dalam membangun rumah sakit berstandar internasional di provinsi berjuluk Bumi Rafflesia itu.
"Di kawasan Kabupaten Bengkulu Tengah, sebuah rumah sakit yang berstandar sebagaimana sering masyarakat Bengkulu berobat di Malaysia, kan banyak sekali orang Bengkulu ini berobat di Penang Malaysia, jadi mereka (investor) akan membangun rumah sakitnya, kira-kira seperti itu," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Untuk anggaran pembangunan, menurut Rohidin sesuai dengan perjanjian kerja sama, investor akan menanam modal senilai Rp100 miliar.
"Jadi mereka akan membangun sebuah rumah sakit dengan pendekatan ekonomi hijau, mereka mengharapkan itu menjadi sebuah rumah sakit untuk rehab tapi dengan pendekatan-pendekatan alami lingkungan yang indah," ujar Rohidin.