Wapres Minta Dukungan PM Yunani Jembatani Sawit RI ke Eropa

Bagaimana pun, Uni Eropa termasuk Yunani butuh produk sawit dan kayu Indonesia.

Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden KH Maruf Amin dalam keterangan persnya usai menemui Perdana Menteri Yunani Mitsotakis di Maximos Mansion, Athena, Yunani, Jumat (24/11/2023).
Rep: Fauziah Mursid Red: Fuji Pratiwi

oleh Fauziah Mursid dari Athena, Yunani

Baca Juga


REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin kembali menggaungkan permintaan dukungan Yunani untuk mengatasi kebijakan diskriminatif Uni Eropa terhadap produk minyak sawit dan kayu RI di sela kunjungan kerjanya ke Yunani.

Setelah menyampaikannya di depan pimpinan Parlemen Yunani pada Rabu (22/11/2023) atau di hari pertama kunjungan, Wapres juga menyampaikan hal serupa saat bertemu dengan Perdana Menteri Yunani Mitsotakis di Maximos Mansion, Athena, Yunani, Jumat (24/11/2023).

Seperti diketahui, produk sawit Indonesia dan hasil perkebunan lainnya yang terdampak kebijakan baru Uni Eropa terkait pemberlakuan Undang Undang (UU) Antideforestasi atau European Union Deforestation Regulation (EUDR) sejak Mei 2023 lalu.

"Masalah perdagangan menjadi objek yang saya sampaikan karena perdagangan ini mengalami penurunan. Tidak lupa saya sampaikan terkait kebijakan diskriminatif Uni Eropa, sawit dan kayu. Karena kita minta Yunani (menjembatani dengan Uni Eropa)," kata Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya di Athena, Jumat (24/11/2023).

Ia berharap dukungan Pemerintah Yunani untuk menjelaskan ke pihak Uni Eropa mengenai produk sawit dan kayu dari Indonesia. Menurutnya, produk-produk ini juga dibutuhkan oleh Yunani dan dia menilai kebijakan tersebut bertentangan dengan upaya RI dalam meningkatkan perdagangan bilateral.

Wapres menyampaikan, PM Yunani juga bersedia dan akan mencoba untuk menjembatani hal tersebut. Hal ini juga bagian meningkatkan hubungan bilateral khususnya kerja sama di bidang perdagangan dengan Yunani.

Dalam kesempatan itu juga, Indonesia mengundang Yunani untuk ke Indonesia. "Beliau akan mencoba mengatasi itu. Mudah-mudahan dengan berbagai kerja sama dan rencana kunjungan Beliau ke Indonesia ini akan menjadi jembatan untuk kita mengatasi embargo terhadap produk produk sawit, kayu dan lain-lain supaya tidak terus berlanjut," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler