Lansia Sangat Rentan Terhadap Dampak Perubahan Iklim, Ini Penjelasan Pakar
Cuaca ekstrem akibat perubahan iklim berpengaruh terhadap kesehatan lansia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk melakukan intervensi di lingkungan perkotaan guna mengurangi dampak negatif cuaca ekstrem terhadap kesehatan dan kesejahteraan para lansia. Para peneliti mengatakan bahwa perubahan iklim dan peningkatan kejadian cuaca ekstrem menimbulkan tantangan yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan individu lanjut usia.
Dalam laporan berjudul Healthy Ageing in a Changing Climate, para peneliti mengidentifikasi perlunya dukungan yang lebih konkrit dari pemerintah untuk mewujudkan terciptanya kota dan komunitas ramah lansia yang inklusif serta tahan terhadap perubahan iklim. Mereka mengusulkan langkah-langkah seperti membangun perumahan yang tahan iklim dan merancang ketahanan iklim ke dalam ruang terbuka seperti melalui halte bus yang teduh, ataupun menanam pepohonan di jalan-jalan.
Gagasan lain termasuk membangun shelter domes untuk melindungi lansia dari cuaca ekstrem di titik-titik panas iklim sambil tetap memungkinkan mereka untuk bersosialisasi. Penelitian ini dilakukan oleh para akademisi dari Urban Institute di Heriot-Watt University di Edinburgh, bersama dengan Stockholm Environment Institute di University of York.
Profesor Ryan Woolrych, direktur Urban Institute di Heriot-Watt University yang memimpin penelitian ini, mengatakan bahwa perubahan iklim memiliki dampak yang besar terhadap populasi kita yang menua, yang sering kali menjadi pihak yang paling berisiko terkena dampak cuaca ekstrem.
“Kita sangat perlu berpikir kreatif tentang bagaimana kita mengembangkan intervensi yang dapat mendukung para lansia sebelum, selama, dan setelah kejadian cuaca ekstrem. Kegagalan untuk bertindak sekarang berisiko menimbulkan dampak negatif lebih lanjut pada lansia, termasuk peningkatan angka kematian,” kata Woolrych seperti dilansir Independent, Kamis (30/11/2023).
Inggris adalah rumah bagi lebih dari 11 juta orang berusia 65 tahun ke atas, yang merupakan hampir 19 persen dari keseluruhan populasi. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah menjadi 13 juta orang pada tahun 2030, yang merupakan 22 persen dari seluruh populasi.
Studi ini menyoroti bahwa pada saat yang sama, perubahan iklim meningkatkan tingkat keparahan dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem. Para peneliti mengumpulkan pendapat lebih dari 140 orang dewasa yang lebih tua, pembuat kebijakan, dan praktisi, di seluruh Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales pada tahun 2022/23.
Mereka mengeksplorasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap ketahanan lansia terhadap perubahan iklim, termasuk gelombang panas, banjir, dan badai. Penelitian ini membuat sejumlah rekomendasi untuk tindakan termasuk memberdayakan lansia terhadap aksi iklim.
Studi ini juga merekomendasikan untuk mengenali perubahan iklim sebagai masalah kesehatan masyarakat yang mendesak dan langkah-langkah seperti mengintegrasikan layanan penjangkauan kesehatan dan kesejahteraan di pusat-pusat komunitas yang sudah ada untuk mendukung mereka yang terkena dampak cuaca ekstrem.
Studi ini menguraikan cara-cara perubahan iklim dapat memiliki efek langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraan lansia. Suhu yang lebih tinggi yang disebabkan oleh gelombang panas dapat meningkatkan angka kematian, karena lansia mengalami penurunan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.
Kerusakan akibat badai dan gangguan transportasi akibat cuaca ekstrem dapat mengurangi mobilitas, interaksi sosial, dan akses ke layanan penting, dengan dampak negatif pada kesejahteraan lansia. Dr Gary Haq, seorang peneliti senior dari Stockholm Environment Institute di University of York, yang berkolaborasi dalam penelitian ini, mengatakan bahwa para lansia membutuhkan intervensi kesehatan khusus.
“Sangat penting untuk memahami bahwa kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering dan parah akan membahayakan kesehatan dan kesejahteraan individu yang lebih tua, terutama mereka yang berada di daerah yang rentan atau tidak memiliki sumber daya keuangan yang memadai dan sistem pendukung untuk mengatasi atau mengurangi dampak cuaca ekstrem tersebut,” tambah dia.
“Penelitian kami menemukan bahwa kita perlu mengambil pendekatan yang lebih holistik jika ingin memenuhi kebutuhan populasi lansia di tengah iklim yang terus berubah, dan melindungi kualitas hidup mereka,” kata dia.