Abu Ubaidah, Ujung Tombak Perang Psikologis Palestina yang Disegani Israel
Abu Ubaidah kerap tampil di depan publik dengan wajah yang tertutup keffiyeh merah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Abu Ubaidah kerap disebut-sebut di tengah konflik antara Israel dan Palestina. Abu Ubaidah menjadi salah satu sosok yang disegani Israel. Dia adalah juru bicara militer Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas.
Pria yang kerap "bertopeng" (Al-Mulatham dalam bahasa Arab) juga tak gentar berada di barisan depan melawan Israel. Di tengah pertempuran yang sulit, kompleks dan sengit, sosok Ubaidah menjadi salah satu figur yang dihormati pendukung Hamas di dunia Arab dan Barat dan musuh yang dibenci untuk Tel Aviv dan sekutunya.
Dilaporkan laman Aawsat, beberapa waktu lalu, Abu Ubaidah sering muncul di layar menjadi juru bicara Hamas. Terlebih, sejak serangan brutal Israel pada 7 Oktober hingga kini.
Abu Ubaidah biasanya muncul melalui rekaman video, mengenakan seragam tentara kamuflase hijau, dan mengenakan keffiyeh merah, untuk mempresentasikan posisi Al-Qassam dan berbicara tentang perkembangan dalam pertempuran tersebut. Sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza, Abu Ubaidah muncul sebelum atau sesudah momen menentukan. Dia dan timnya mampu mengelola perang media dengan profesionalisme yang luar biasa di hadapan juru bicara Israel, menurut pendukung Hamas dari Palestina.
Abu Ubaidah dikenal pertama kali pada 2002 sebagai salah satu petugas lapangan Al-Qassam. Ia berbicara kepada hampir semua media dan konferensi pers, tapi tidak pernah memperlihatkan wajahnya. Tampaknya, dia mencontoh mantan pemimpin Al-Qassam, Imad Aqel, yang dibunuh oleh Israel pada 1993.
Setelah penarikan Israel dari Gaza pada 2005, Abu Ubaidah secara resmi ditunjuk sebagai juru bicara Al-Qassam. Pria tersebut berasal dari kota Naalia di Gaza, yang diduduki Israel pada 1948. Sekarang tinggal di Jabalia, timur laut Gaza, menurut informasi terbatas yang bersumber dari Israel. Rumahnya dibom beberapa kali di antara pada tahun 2008, 2012, 2014, dan pada perang saat ini di Gaza.
Pada perang tahun 2014, ia mengumumkan penculikan tentara Israel Shaul Aron di tengah konfrontasi darat. Warga Palestina pada saat itu turun ke jalan di West Bank secara spontan, meneriakkan “perlawanan”.
Abu Ubaidah sebelumnya memiliki akun di Twitter (saat ini X) dan satu lagi di Facebook, sebelum ditutup. Saat ini, ia mempublikasikan pesan-pesannya di situs resmi Al-Qassam dan menggunakan aplikasi Telegram dan saluran “Al-Aqsa” yang berafiliasi dengan Hamas untuk menyiarkan videonya, yang diterbitkan ulang oleh berbagai saluran satelit dan media.
Israel mengeklaim mengetahui identitas sebenarnya juru bicara Hamas tersebut. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan, orang bertopeng tersebut adalah Hudhayfah Kahlout dengan nama samaran Abu Ubaidah. Baik Hamas maupun Al-Qassam tidak mengomentari informasi tersebut.
Sebelum perang tahun 2014, Abu Ubaidah memaparkan tesis masternya di Islamic University dari Faculty of Fundamentals of Religion, dengan judul The Holy Land between Judaism, Christianity, and Islam. Saat ini, ia dianggap sebagai ujung tombak perang psikologis Palestina melawan Israel.