Sudah Dinyatakan Punah, Apa Bedanya Pari Jawa dan Ikan Pari Lainnya?
Spesimen pari jawa pertama dan satu-satunya ditemukan pada Juli 1862
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah ditemukan spesimennya pada 1862, spesies pari jawa atau java stingaree kini telah ditanyakan punah. Pakar konservasi belum sepenuhnya mengetahui seluk-beluk spesies ini, tapi ada sejumlah perbedaan antara pari jawa dan ikan pari lainnya.
Dilansir laman Mongabay, Rabu (27/12/2023), spesimen pari jawa pertama dan satu-satunya ditemukan pada Juli 1862 oleh ahli zoologi Jerman, Eduard von Martens. Kala itu, Martens sedang berada di pasar ikan dan menemukan satwa tersebut.
Saat itu, Martens mengklasifikasikan satwa yang dia jumpai dalam genus pari bulat Trygonoptera, dengan nama ilmiah Trygonoptera javanica. Dia menuliskannya dalam jurnal ilmiah Minatsberichte der Akademie der Wissenschaft zu Berlin di tahun 1864.
Barulah di tahun-tahun berikutnya, para pakar memindahkan spesies ini ke dalam genus pari bulat Urolophus, sehingga pari jawa memiliki nama ilmiah Urolophus javanicus. Secara fisik, ikan pari itu berbentuk bulat dengan satu ekor dengan duri berbisa.
Pari jawa memiliki cakram sirip dada berbentuk lonjong yang lebih panjang dari lebarnya, serta ekor dengan sirip punggung di depan tulang penyengat dan sirip ekornya. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat dengan bintik-bintik yang lebih gelap dan lebih terang.
Bedanya dengan spesies pari lain, pari jawa cenderung berukuran lebih kecil dan memiliki ekor yang lebih pendek. Spesimen pari jawa yang ditemukan berukuran sekitar 33 cm atau sebesar piring makan. Namun, para ahli tidak mengetahui apakah pari jawa betina itu masih remaja atau sudah masuk usia dewasa.
Karena ditangkap di Jakarta, Indonesia, habitat pari jawa disinyalir ada di dasar lautan sekitar Pulau Jawa, utamanya Teluk Jakarta. Sebaran, kedalaman, dan preferensi habitatnya tidak diketahui dengan pasti hingga kini, tetapi mungkin sangat terbatas.
Begitu pun mengenai cara reproduksinya, para pakar tidak mengetahuinya secara pasti dan hanya bisa menerka dari satu spesimen yang ditemukan 161 tahun lalu. Kemungkinan besar, pari jawa bereproduksi dengan cara ovovivipar seperti ikan pari lainnya.
Lanjut ke halaman berikutnya....
Cara berkembang biak ovovivipar dilakukan induk hewan dengan mengembangbiakan telur di dalam tubuh, tetapi cadangan makanan yang diperoleh embrio berasal dari dalam telur, bukan dari tubuh induknya. Lantas, sel telur yang telah dibuahi menetas pada saluran telur (oviduk) sehingga hewan ovovivipar terlihat seperti melahirkan.
Pari jawa tidak pernah lagi ditemukan, meski Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sudah melakukan pemantauan dan survei intensif terhadap spesies itu. Kini, IUCN mengumumkan pari jawa telah punah. Penyebabnya ditengarai karena aktivitas penangkapan ikan yang masif serta degradasi habitat karena dekat dengan pusat populasi manusia.