Ucapan yang Perlu Dihindari ke Pasangan, Sepele Tapi 'Beracun'
Ucapan yang salah terhadap suami atau istri bisa berimbas amat buruk.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hubungan romansa, hal-hal kecil merupakan sesuatu yang penting. Suami-istri tidak hanya perlu menyelaraskan tujuan utama dalam hidup, namun juga harus memperhatikan cara berinteraksi satu sama lain. Sebab, ucapan yang salah bisa berimbas amat buruk.
Ungkapan yang tepat dapat membuat pasangan merasa dicintai dan diperhatikan. Sebaliknya, ungkapan yang salah berpotensi membuat pasangan merasa ditolak dan diabaikan, yang terkadang berpotensi beracun dalam hubungan hingga memicu pertikaian dan perpecahan.
Oleh karena itu, ucapan yang dilontarkan kepada pasangan, terutama saat terjadi pergesekan dan konflik, perlu dicermati betul-betul. Berikut delapan ucapan yang terkesan sepele tapi bisa sangat toksik untuk hubungan, dikutip dari laman Best Life Online, Ahad (7/1/2024):
1. "Beri saya sebuah contoh"
Tidak jarang pasangan mengeluhkan perilaku Anda yang menurutnya kurang pas, dan Anda malah memintanya untuk "memberi contoh". Terapis keluarga dan pernikahan Lauren Consul, menyebut ini bisa menjadi hal beracun yang membuat pasangan bersikap defensif dan dia menjadi malas menyampaikan uneg-uneg.
2. "Saya mendengarmu, tapi..."
Consul mencatat kata "tetapi" dalam frasa ini dapat menimbulkan keretakan antara seseorang dan pasangan. Ganti ucapan ini dengan menjelaskan sudut pandang Anda dengan lebih jelas. Misalnya, "Saya mendengar betapa kesalnya Anda mengenai hal ini dan saya memiliki sudut pandang yang berbeda".
3. "Pasangan temanku tak mempermasalahkan hal ini"
Membandingkan pasangan dengan pasangan sahabat Anda hanya akan berakhir buruk. Consul merekomendasikan untuk mengganti ucapan ini dengan pertanyaan yang mengedepankan perasaan pasangan. Misalnya, "Bisakah Anda membantu saya memahami hal apa yang membuat Anda kesal?".
4. "Ini lagi?"
Menggunakan kalimat "ini lagi?" dapat menyebabkan pasangan menjadi defensif atau marah. Diskusi antara Anda dan pasangan pun kemungkinan besar akan mengarah ke arah yang salah. Sebab, pertanyaan itu menimbulkan kesan bahwa orang yang mengatakannya tidak merasa hal tersebut layak untuk didiskusikan.
5. "Saya minta maaf Anda merasa seperti itu"
Asisten profesi konseling psikologi di Universitas Delaware Valley, Brianna Morgi, menyebut ungkapan ini mengalihkan kesalahan pada pasangan. Seseorang tidak menyesal tapi ada pesan tersirat bahwa itu adalah tanggung jawab atau "kesalahan" pasangan sendiri bahwa mereka merasa kesal.
6. "Itu bukan sesuatu yang perlu disesali"
Pernyataan ini bisa menjadi toksik karena mengabaikan perasaan pasangan. Terapis hubungan Ashley Weigl mengatakan setiap orang memiliki reaksi masing-masing terhadap masalah, keadaan, dan peristiwa tertentu, dan respons seperti ini mengisyaratkan bahwa respons emosional orang itu "salah".
7. "Mengapa kamu tidak membiarkan ini berlalu begitu saja?"
Beberapa masalah membutuhkan waktu untuk diselesaikan, dan mengucapkan kalimat ini dapat menghentikan kemajuan Anda dan pasangan dalam mengurai konflik. Weigl menyarankan tetaplah bekerja sama untuk menyelesaikan masalah dengan pasangan, dan berikan waktu hingga teratasi sepenuhnya.
8. "Jika kamu tenang, semua akan baik-baik saja"
Menyuruh pasangan tenang bisa membuatnya berpikir Anda menganggapnya terlalu berlebihan dan dia tidak bisa mengungkapkan emosi yang sebenarnya di depan sosok yang dia cintai. Weigl mengatakan, bisa terjadi efek jangka panjang di mana pasangan menarik diri dan takut berbagi perasaan.