Survei the Economist: Prabowo Unggul Jauh Dibanding Ganjar dan Anies
Prabowo ditulis unggul 50 persen, Ganjar 23, dan Anies 21 persen.
Republika/Putra M. Akbar
Rep: Febrian Fachri Red: Teguh Firmansyah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media asal Inggris, The Economist menerbitkan hasil survei terhadap calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024. Berdasarkan survei yang dirilis Rabu (25/1/2024), Prabowo Subianto berada di posisi dengan 50 persen atau unggul jauh dari paslon Ganjar Pranowo dengan 23 persen maupun Anies Baswedan dengan 21 persen.
Baca Juga
The Economist menyebut persentase terendah Prabowo berada di angka 45 persen atau unggul jauh dibandingkan persentase terendah Ganjar dengan 17 persen dan Anies dengan 13 persen.
Survei The Economist juga memaparkan potensi satu putaran lantaran persentase tertinggi Prabowo di angka 56 persen dibandingkan persentase tertinggi Ganjar dan Anies yang hanya sebesar 29 persen dan 28 persen.
“Hasil survei menunjukkan Prabowo-Gibran meraih 50 persen, Ganjar-Mahfud dengan 23 persen dan Anies-Muhaimin dengan 21 persen," tulis temuan survei The Economist bertajuk ‘Siapa yang akan menjadi presiden Indonesia selanjutnya, dikutip pada Kamis (25/1/2024).
The Economist secara konsisten melakukan survei sejak Januari 2023. Menariknya, pada awal 2023, Ganjar menempati posisi pertama dengan 36 persen berbanding dengan Prabowo dan Anies yang sama-sama meraih 24 persen.
Namun, The Economist mencatat penurunan tren Ganjar yang terus merosot hingga Januari 2024 menjadi sebesar 23 persen, pun dengan tren Anies yang juga turun menjadi 21 persen pada Januari 2024.
Hal ini berkebalikan dengan laju positif yang diraih Prabowo. Meski sempat mengalami penurunan suara pada periode September hingga Oktober 2023, Prabowo kembali mendapatkan tren kenaikan elektabilitas hingga awal 2024 menjadi 50 persen. Prabowo Subianto berjanji untuk menjaga warisan pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Prabowo juga menekankan paham Jokowinomics, yakni pembangunan berbasis infrastruktur dan berjanji akan lebih menekankan pada keamanan dan pertahanan untuk kebijakan luar negeri Indonesia,” tulis The Economist.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler