Akhlak Nabi Muhammad dalam Berbicara: Tidak Bertele-Tele
Nabi Muhammad mendakwahkan kearifan Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pernahkah Anda melihat orang banyak bicara namun belum tentu apa yang dibicarakan benar? Pernahkah Anda menyaksikan orang bicara yang terlalu bertele-tele hingga orang tidak mengerti apa maksud yang dibicarakan?
Berbicara sejatinya juga ada akhlak dan adabnya. Rasulullah Saw adalah contoh manusia yang mempunyai akhlak dan adab yang baik. Di antaranya adalah Dia tidak bertele-tele dalam berbicara.
Al-Ghazali dalam bukunya "Akhlak Mulia Rasulullah" mengatakan bahwa Rasulullah tidak bertele-tele namun tidak juga terlalu ringkas dalam berbicara. Kendati ringkas, pembicaraan yang diucapkan Rasulullah mengandung makna luas. Tutur katanya juga sangat bagus sehingga bagi yang mendengarkan merasa nyaman.
'Aisyah r.a berkata, "Rasulullah tidak berbicara nyerocos seperti pembicaraan kalian. Tutur katanya ringkas, sedangkan kalian banyak bicara, namun dengan perkataan yang biasa-biasa saja."
Kesaksian serupa tentang tutur kata Rasulullah yang ringkas juga disampaikan para sahabat. Para sahabat berkata, "Rasulullah adalah orang yang paling ringkas tutur katanya, dan dengan itu pula, malaikat Jibril datang kepadanya. Sekalipun tutur katanya yang ringkas itu, namum pembicaraan beliau mencakup seluruh maksud pembicaraan."
Selain itu, Rasulullah berpaling dari pembicaraan orang lain yang tidak baik. Pelajaran yang diberikan Rasulullah ketika harus terpaksa mengatakan yang tidak disukainya adalah dengan menggunakan kata sindiran. Dan ketika Rasulullah sedang menyampaikan nasihat, Dia menyampaikan dengan sungguh-sungguh.
Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian memukul (mengkongrontir) al-Quran sebagian dengan sebagian lainnya, karena al-Quran diturunkan atas beberapa wajah." (HR Thabrani dari Abdullah bin Umar).
Al-Quran juga memerintahkan kepada manusia agar berbicara yang benar. Sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Ahzab ayat 70-71:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ
Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha wa qūlū qaulan sadīdā(n).
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar."
يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Yuṣliḥ lakum a‘mālakum wa yagfir lakum żunūbakum, wa may yuṭi‘illāha wa rasūlahū faqad fāza fauzan ‘aẓīmā(n).
Artinya: "Niscaya Dia (Allah) akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia menang dengan kemenangan yang besar."