Relawan MER-C di Gaza: Warga Kelaparan, Teruskan Boikot Israel

Warga Indonesia tak boleh lelah mengkampanyekan pembebasan Palestina.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Anak-anak pengungsi Palestina antre untuk menerima makanan yang disediakan oleh relawan di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (24/2/2024).
Rep: Muhyiddin Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang saat ini berada di Jalur Gaza, Palestina, Fikri Rofiul Haq mengatakan, kondisi di Gaza semakin buruk dari sebelum-sebelumnya karena dilanda kelaparan. Bahkan, menurut dia, bayi-bayi di Gaza meninggal dunia karena mengonsumsi makanan yang tidak layak.

"Ini sudah terjadi, Mas, terutama masyarakat yang tinggal di Gaza Utara. Jurnalis Aljazirah Anas Syarif bersaksi bahwa mereka melihat anak-anak meninggal karena kelaparan," ujar Fikri saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/2/2024). 

Selain itu, menurut dia, serangan Israel juga tidak henti-hentinya menyerang warga sipil di Gaza. Berdasarkan data terbaru dari Kemenkes Palestina pada Rabu (27/2/2024), dalam 24 jam terakhir warga Gaza yang terbunuh oleh zionis bisa mencapai 94 orang dan mengakibatkan 100 lebih luka-luka. 

"Dan total sejak 7 oktober terdapat 29.954 meninggal dan 70.325 luka-luka dan semua korban mayoritas mereka adalah anak-anak dan perempuan," ucap Fikri. 

Dengan semakin parahnya kondisi di Gaza, dia meminta kepada masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam untuk kompak dalam melakukan boikot terhadap produk-produk Israel. "Boikot konsisten dulu dalam hal ini, kompak dlu dalam hal pemboikotan produk-produk Israel dan pendukung produk-produknya," kata Fikri. 

Selain itu, Fikri juga meminta kepada umat Islam Indonesia untuk mendoakan saudaranya di Palestina atau memberikan dukungan materi atau finansial. "Terus umat Islam juga bisa menyuarakan 'Free Palestine!' di berbagai platform sosial media," kata dia. 

Sejauh ini, menurut Fikri, semua itu hanya dilakukan oleh semua umat Islam di dunia dan lebih khusus di Indonesia sendiri. "Bahkan yang lebih memalukannya juga banyak masih pro-Zionis atau dengan bahasa halusnya mereka mengatakan 'kami netral'," ucap Fikri. 

Kelaparan Esktrem di Gaza - (Republika)

Padahal, lanjut dia, kejahatan Israel sudah jelas terlihat di depan mata. Video pembantain juga sudah tersebar di seluruh media sosial, dan ada 130 lebih jurnalis yang meninggal sejak 7 oktober lalu. 

"Hanya dalam kurun waktu lima bulan mereka merelakan nyawa mereka untuk menggambarkan situasi di Gaza secara riil dan fakta, masa kita yang sehat-sehat di negara yang damai, terlebih yang lebih memalukan kita sebagai umat Nabi Muhammad masih diem, masih fokus sama pemilu dan lain-lain," kata dia. 

"Malu, demi Allah, nanti kita di hadapan Allah atau Rasulullah SAW. Apa yang kita telah perbuat untuk agama dan untuk saudara-saudaranya di Jalur Gaza?" kata Fikri. Saat menceritakan kondisi terbaru di Gaza ini, Fikri mengaku emosional. Apalagi, dia sendiri sudah merasakan sendiri Genosida yang dilakukan Israel di Gaza. 

"Saya juga manusia yang merasakan genosida ini selama lima bulan. Kita juga lelah, kita juga capek, kita juga butuh istirahat, namun pembantain masih terus berlanjut sampai detik ini," ucap Fikri.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler