Cegah Stunting dengan Perbaiki Kualitas Hidup Calon Ibu Sejak Usia Remaja

Remaja harus memperbaiki kualitas hidupnya jika ingin memiliki keturunan yang sehat.

ANTARA/Feny Selly
Sejumlah siswa menunjukkan kotak makan yang berisi menu bergizi seimbang pada kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergzi di SMP Negeri 19 Palembang, Sumsel, Rabu (26/10/2022). Aksi yang digelar kementerian kesehatan ini menyasar 1.028 sekolah se-Indonesia dengan kegiatan pencegahan stunting melalui gerakan makanan bergizi dan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin anak kelak terhindar dari risiko stunting? Dokter spesialis anak I Gusti Ayu Nyoman Partiwi mengatakan memperbaiki kualitas hidup saat masih remaja dapat menjadi upaya mencegah melahirkan anak berisiko stunting di kemudian hari.

"Lifestyle harus diperhatikan, kalau tidak mau diperbaiki, tidak usah hamil," ucap dr Partiwi dalam diskusi kesehatan pentingnya air susu ibu (ASI) di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Dokter Partiwi mengatakan remaja harus memperbaiki kualitas hidup dengan gaya hidup yang sehat jika ingin menikah dan memiliki keturunan yang sehat dan bebas stunting. Caranya ialah dengan menghindari konsumsi alkohol dan berhenti merokok.

Baca Juga


Alkohol dapat meningkatkan kalori dalam tubuh, sehingga konsumsi alkohol bisa menyebabkan kegemukan. Sementara itu, rokok dapat memperburuk sel-sel di dalam tubuh.

Bagi pasangan suami-istri yang ingin merencanakan kehamilan, mereka perlu melakukan skrining minimal tiga bulan sebelumnya. Iringi langkah itu dengan memperbanyak olahraga dan menurunkan kolesterol.

"Skrining tiga bulan pertama sebelum hamil, perbaiki kualitas hidup, pasangan yang gemuk harus diturunkan berat badannya, kolesterol tinggi ditata, yang nggak suka olahraga harus dibereskan, berhenti merokok agar tubuh ibu jadi rumah untuk janin yang baik," katanya.

Bagi yang sudah menikah dan hamil, dr Partiwi mengatakan perlu ada intervensi untuk mencegah anak lahir stunting. Pemenuhan nutrisi saat sembilan bulan masa hamil perlu dilakukan, mulai dari menyantap makanan bergizi dan konsumsi suplemen sebagai penambah nutrisi, hingga masa menyusui eksklusif selama enam bulan.

Anak yang stunting bisa terlihat dari berat badan yang tidak naik dalam waktu empat bulan berturut-turut. Selain berat badan, tinggi badan juga akan mengikuti perkembangan yang kurang dan diiringi dengan lingkar kepala yang kecil.

"Dalam satu tahun pertama, 60 persen nutrisi anak untuk otak, jadi kalau lingkar kepala sudah kecil, kita sudah telat, berati kecerdasan anak sudah terganggu," kata dr Partiwi.

Konsumsi protein hewani dapat menjadi cara untuk mencegah stunting. Protein hewani perlu diberikan dari awal kehamilan hingga masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler