Saudi-Inggris Bertemu Bahas Perkembangan di Gaza

Bin Farhan menerima panggilan telepon dari Cameron dan membahas isu-isu regional.

EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Pengungsi Palestina berkumpul untuk mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh kelompok pemuda amal sebelum sarapan, pada hari kedua bulan suci Ramadhan di Rafah, di selatan Jalur Gaza, (12/3/ 2024).
Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan pada Senin (11/3/2024), membahas perkembangan perang Israel yang berlangsung di Gaza dengan Menlu Inggris David Cameron. Menurut kantor berita SPA, bin Farhan menerima panggilan telepon dari Cameron dan membahas isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama, terutama perkembangan di Jalur Gaza.

Baca Juga


Percakapan mereka terjadi di tengah upaya AS, Qatar, dan Mesir untuk menjembatani perbedaan pandangan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera. Seperti kebanyakan umat Islam di seluruh dunia, warga Palestina di Gaza pada Senin memasuki bulan suci Ramadhan, yang kali ini menjadi bulan puasa paling berat yang harus mereka jalani di bawah bombardir Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza.

Kantor berita Anadolu melaporkan lebih dari 31 ribu orang telah tewas dan 73 ribu lainnya terluka akibat pengeboman Israel sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Israel juga menerapkan blokade yang melumpuhkan wilayah kantong Palestina itu sehingga penduduknya, khususnya di Gaza utara, terancam kelaparan.

Sekitar 85 persen warga Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan Israel di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di sana telah rusak dan hancur, menurut catatan PBB. Putusan sela Mahkamah Internasional pada Januari memerintahkan Israel untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil tindakan yang dapat menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Pada 24 November 2023, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata itu telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.

sumber : antara, anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler