Pelajar Muslim di AS Semakin Mendapat Dukungan Selama Ramadhan
Masih banyak wilayah yang tidak tahu banyak tentang Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pelajar Muslim masih jarang ditemukan di beberapa wilayah sekolah Amerika. Maka, sekolah – sekolah negeri didorong untuk mendukung para pelajar muslim selama bulan Ramadhan. Sekolah juga didorong untuk memperhatikan kebutuhan mereka selama menjalankan ibadah puasa.
“Kami mengizinkan siswa untuk mempraktikkan keyakinan mereka sendiri selama hal itu tidak mengganggu hari sekolah. Kami juga mencoba mencari ruang atau kegiatan lain di sekolah saat makan siang bagi siswa yang mungkin sedang berpuasa,” kata David Mustonen, Juru Bicara Dearborn School, Michigan, dilansir dari APNews, Senin (25/03/2024).
Karena di Michigan, khususnya Dearborn, hampir setengah dari 110 ribu penduduknya merupakan keturunan Arab. Sehingga para guru dan staf sekolah negeri berupaya untuk mempermudah siswa dalam menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan. Dengan catatan, para siswa tersebut diwajibkan untuk menyelesaikan seluruh tugasnya.
Mengenai distrik sekolah yang kurang mengenal tradisi Muslim, sumber dayanya atelah tersedia. Dengan bantuan dari Islamic Networks Group, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di California, menyediakan informasi online bagi para pendidik tentang Ramadhan dan pentingnya Ramadhan bagi umat Islam.
Maha Elegenaidi, Direktur Eksekutif Islamic Networks Group menjelaskan, bahwa masih banyak wilayah yang tidak tahu banyak tentang Islam. Karena itu, mereka tidak banyak yang bisa diperbuat dalam memberikan akomodasi sehingga banyak orang tua mereka yang aktif meminta akomodasi. Elgenaidi juga memberikan pendapat bahwa siswa yang berpuasa perlu dibebaskan dari aktivitas berat seperti kelas olahraga, dan harus diizinkan untuk mengganti ujian yang terlewat akibat ketidakhadiran untuk merayakan hari raya Idul Fitri setelah Ramadhan.
“Para pendidik juga perlu mengetahui perubahan-perubahan yang biasa terjadi pada rutinitas keluarga Muslim selama bulan Ramadhan, seperti bangun untuk makan sahur dan begadang untuk kemungkinan menghadiri salat di masjid,” kata Elgenaidi.
Seiring berjalannya waktu warga Amerika non-muslim semakin mengetahui Islam di negara mereka. Bahkan tidak sedikit yang ingin mencoba untuk melakukan puasa sehingga umat Muslim berpikir bahwa mereka telah diterima di negara sebagian penduduknya non-Muslim.