Israel Bunuh dan Tangkap Ratusan Orang di Rumah Sakit Al Shifa

Israel membunuh lebih dari 170 orang dan menangkap 480 orang.

AP Photo/Mahmoud Essa
Palestinians wounded in an Israeli strike while waiting for humanitarian aid on the beach in Gaza City are treated in Shifa Hospital on Thursday, Feb. 29, 2024.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Palestina yang berhasil melarikan diri dari serangan Israel ke Rumah Sakit Al Shifa mengatakan pasukan Israel melakukan penangkapan massal dan pawai paksa melewati jenazah-jenazah yang tergeletak di rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu. Sementara PBB mengatakan kini Israel memblokir UNRWA untuk mengirimkan bantuan makanan ke utara Gaza.

Baca Juga


Militer Israel mengatakan mereka membunuh lebih dari 170 orang dan menangkap 480 orang lainnya yang mereka klaim sebagai milisi dalam penyerangan ke Rumah Sakit al-Shifa yang dimulai Senin (18/3/2024) lalu. Israel mengatakan serangan itu menjadi pukulan keras bagi Hamas dan kelompok lainnya.

Serangan Israel yang sudah berlangsung selama enam menghancurkan Gaza. Kareem Ayman Hathat yang tinggal di gedung lima lantai yang terletak sekitar 100 meter dari Rumah Sakit Al Shifa mengatakan ia berlindung di dapur selama berhari-hari ketika ledakan-ledakan akibat serangan Israel mengguncang gedung tempat tinggalnya.

Pada Sabtu (23/3/2024) dini pasukan Israel menyerbu gedung itu dan mengusir penghuninya. Ia mengatakan pasukan Israel menelanjangi para pria dan menangkap empat orang. Sisanya ditutup matanya dan diperintahkan mengikuti tank ke selatan saat ledakan terjadi di sekitar mereka.

"Dari waktu ke waktu, tank itu melepaskan tembakan, itu meneror kami," kata Kareem Ayman Hathat, Ahad (24/3/2024).

Pesawat jet Israel melepaskan serangan ke dekat Rumah Sakit Al Shifa yang sejak serangan bulan November lalu hanya beroperasi sebagian. Sementara dalam beberapa pekan terakhir bantuan sulit masuk ke Gaza utara dan Kota Gaza dimana Al Shifa berada.

Daerah yang terisolasi itu mengalami kehancuran yang meluas pada hari-hari awal serangan Israel yang diluncurkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang.

Kepala badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan Israel memberitahu lembaga tersebut mereka tidak akan lagi menyetujui konvoi makanan ke Gaza utara.

"Ini keterlaluan dan merupakan tindakan yang disengaja untuk menghalangi bantuan yang dapat menyelamat nyawa selama bencana kelaparan," katanya.

Israel berulang kali memfitnah lembaga....

 

 

Israel berulang kali memfitnah lembaga penyedia bantuan kemanusiaan terbesar di Gaza memiliki hubungan dengan Hamas. Pemerintah Israel belum menanggapi permintaan komentar.

Para pakar mengatakan Gaza utara akan segera mengalami kelaparan. Sudah lebih dari 210 ribu orang di daerah itu menderita kelaparan parah.

Satu hari setelah berdiri di dekat sekitar 7.000 truk bantuan yang menunggu untuk memasuki Gaza Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mendesak gencatan senjata secepatnya diberlakukan, para sandera yang ditahan di Gaza segera dibebaskan, dan Israel harus menyingkirkan "penghalang" untuk memungkinkan Gaza dibanjiri bantuan.

"Melihat Gaza, hampir terlihat empat penunggang kuda perang, kelaparan, penaklukan, dan kematian sedang berderap melintasi Gaza," kata Guterres di Mesir.

Ia menambahkan tidak ada yang bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap warga Palestina. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lima warga Palestina yang terluka dan terjebak di Rumah Sakit Al Shifa meninggal tanpa makanan, air, atau layanan medis.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menggambarkan kondisi tersebut sebagai "sangat tidak manusiawi."

Jameel Al Ayoubi salah satu di antara ribuan orang yang berlindung di Shifa ketika serangan dimulai, ia mengatakan tank-tank dan buldoser lapis baja merangsek masuk ke halaman rumah sakit, menghancurkan ambulans dan kendaraan-kendaraan sipil. Ia melihat tank-tank melindas setidaknya empat mayat orang yang terbunuh dalam serangan tersebut.

Militer Israel mengatakan mereka telah mengevakuasi pasien dan staf medis dari unit gawat darurat al-Shifa karena para militan "bercokol" di sana, dan mendirikan sebuah tempat alternatif untuk pasien yang terluka parah.

Pasukan Israel menyerbu....

 

 

Abed Radwan, yang tinggal sekitar 200 meter dari rumah sakit, mengatakan pasukan Israel menyerbu semua bangunan di daerah itu, menahan beberapa orang dan memaksa sisanya untuk berbaris ke selatan. Ia melihat mayat-mayat di jalanan dan beberapa rumah yang rata dengan tanah.

"Mereka tidak meninggalkan satu pun yang utuh," katanya.

Pada Ahad kemarin Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan militer Israel juga menyerbu rumah sakit al-Amal dan Nasser di kota Khan Younis di tengah-tengah "penembakan yang sangat intens."

Militer Israel mengumumkan operasi di Khan Younis yang menargetkan infrastruktur Hamas, namun mengatakan pasukannya saat ini tidak beroperasi di rumah sakit. Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit sebagai perisai.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel ke Gaza sudah menewaskan sedikitnya 32.226 warga Palestina. Kementerian tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam jumlah korban, tetapi mengatakan  perempuan dan anak-anak mencapai sekitar dua pertiga dari jumlah korban tewas.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler