Al Shifa Sudah Lumpuh, Tentara Israel Hengkang Sambil Sebarkan Mayat di Area Rumah Sakit

Digempur Israel, Rumah Sakit Al Shifa rusak parah sampai tak bisa beroperasi.

VOA
Puing bangunan dekat RS Al Shifa Gaza, Palestina. Tentara Israel menyerang RS Al Shifa pada 18 Maret 2024.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tentara Israel mundur dari dalam Rumah Sakit Al Shifa dan daerah sekitarnya di barat Kota Gaza, Senin (1/4/2024) pagi. Serangan Israel membuat rumah sakit berikut area sekitarnya mengalami kerusakan parah dan korban jiwa berjatuhan.

Tentara Israel mundur sepenuhnya dari rumah sakit dan lingkungan sekitarnya menuju daerah selatan lingkungan Tel Al Hawa, barat daya Kota Gaza, menurut para saksi mata kepada Anadolu. Pasukan Israel membakar semua bangunan di rumah sakit itu, sehingga mengakibatkan penghentian total layanan, kata para saksi mata.

Mereka juga mencatat bahwa tentara Israel menghancurkan gedung bedah khusus dan membakar gedung resepsi utama dan darurat. Pasukan Israel juga membakar gedung bangsal ginjal dan bersalin, lemari es kamar mayat, serta fasilitas kanker dan luka bakar, dan menghancurkan gedung klinik rawat jalan, menurut para saksi mata.

Menurut sumber medis Palestina, rumah sakit tersebut sekarang sudah tidak berfungsi lagi. Tentara menghancurkan semua peralatan medis di kompleks tersebut, ruang operasi, dan unit perawatan intensif.

Para saksi mata melaporkan bahwa puluhan jenazah berserakan ditemukan di rumah sakit dan di jalan-jalan sekitarnya. Mereka menjelaskan bahwa tentara Israel menghancurkan pemakaman darurat yang didirikan warga Palestina di fasilitas tersebut dan mengeluarkan jenazah dari sana, menyebarkannya di berbagai area rumah sakit.

Mereka lebih lanjut mencatat bahwa pasukan Israel membakar dan menghancurkan banyak rumah dan bangunan tempat tinggal di sekitar rumah sakit. Tentara Israel menggerebek rumah sakit tersebut, fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza yang menampung ribuan pasien dan pengungsi pada 18 Maret.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas disebut telah menewaskan hampir 1.200 orang Israel.

Baca Juga


Hampir 32.800 rakyat Palestina telah syahid dan 75.300 lainnya terluka akibat serangan Israel. Gempuran yang tak berkesudahan membuat rakyat Palestina hidup di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza. Hal itu menyebabkan penduduk Gaza, terutama penduduk di Gaza utara, di ambang kelaparan.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara itu, 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Pada Kamis (28/3/2024), Mahkamah Internasional meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mencegah kelaparan di Gaza.

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler