Jika Anda Didesak Terus Pertanyaan Kapan Nikah, Lakukan Pesan Rasulullah SAW Ini
Rasulullah SAW menyarankan sebaiknya diam hadapi pertanyaan menikah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang Muslim, baik pria maupun wanita yang masih single alias jomblo, mungkin sering merasa risih saat ditanya kapan nikah oleh orang lain. Tentu saja, kali ini bukan soal hukumnya dalam Islam bertanya kapan nikah kepada orang yang masih single, sebab itu hak mereka bertanya.
Namun, hal yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana respons terbaik seseorang yang masih single saat ditanya kapan nikah, menurut pandangan Islam. Ada sejumlah hadits yang dapat menjadi landasan untuk menjawabnya.
Pertama adalah hadits tentang pentingnya berkata baik, tetapi jika tidak bisa, sebaiknya diam. Berikut haditsnya:
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من كان يؤمن بالله واليوم الآخر، فليقل خيرًا أو ليصمت
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik, atau diam." (HR Bukhari dan Muslim)
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah menjelaskan, hadits tersebut memuat kata-kata yang kaya akan makna.
Semua ucapan yang baik ataupun yang buruk mengarah pada salah satunya. Maka setiap ucapan yang keluar dari lisan seorang Muslim semestinya kata-kata yang penuh kebaikan.
Namun, jika tidak bisa melakukan atau bisa, tapi rentan mengarah pada dosa dan membawa kepada keburukan, diperintahkan untuk diam.
Ibnu Hajar Al-Haytami menjelaskan bahwa hadits tersebut adalah salah satu kaidah dalam berbicara. Hadits ini menjelaskan hukum lisan yang merupakan anggota tubuh yang paling sering digunakan.
Dalam konteks orang single yang ditanya kapan nikah, jika tidak mampu membalas dengan kata-kata yang baik, lebih baik diam dan tidak menjawabnya.
Apalagi, jika ada potensi yang mengarah pada pembicaraan yang nirsubstansi atau debat kusir. Hadits selanjutnya mengenai orang yang terzalimi. Nabi Muhammad SAW bersabda:
قال النبي صلى الله عليه وسلم : "ثلاث دعوات لا شك فيهن دعوة المسافر والمظلوم ودعوة الوالد على ولده".
"Ada tiga doa yang tidak ada keraguan padanya untuk dikabulkan, yaitu doa seorang musafir, doa orang yang terzalimi, dan doa orang tua kepada anaknya." (HR Ibnu Majah dan Ahmad)
Dalam hal itulah, orang single yang ditanya kapan nikah dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa kepada Allah SWT agar didekatkan pada wanita shalehah atau Ning-Ning Umi Laila yang lain.
Posisi orang yang terzalimi di mata manusia memenuhi syarat untuk mendapatkan posisi di sisi Allah sehingga doa mereka pun mustajab.
Kalau ada seorang Muslim yang menzalimi orang lain hanya karena yang dizalimi itu tidak memiliki sesuatu yang sudah dimiliki orang yang menzalimi, sepatutnya penzalim ini sadar bahwa Allah Mahaadil dan segalanya telah diatur oleh keseimbangan Ilahi. Diriwayatkan pula dalam hadits lain, sebagai berikut:
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ اسْتَعْمَلَ مَوْلًى لَهُ يُدْعَى هُنَيًّا عَلَى الْحِمَى فَقَالَ يَا هُنَيُّ اضْمُمْ جَنَاحَكَ عَنْ الْمُسْلِمِينَ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ مُسْتَجَابَةٌ وَأَدْخِلْ ...."
Umar berkata kepada Hunayya, "Wahai Hunayya, rendahkanlah hatimu kepada kaum Muslimin, dan takutlah pada doa orang yang dizalimi karena doa orang yang dizalimi itu mustajab..." (HR Bukhari)
Hadits tersebut menjadi pesan kepada setiap Muslim untuk tidak menganggap remeh doa orang yang terzalimi. Jangan sampai setiap Muslim membiarkan dirinya menzalimi orang lain. Karena ketika orang yang dizalimi itu berdoa, tidak ada yang bisa menghalangi mustajabnya doa tersebut.
Sumber: alukah