Dinonaktifkan, Ini Jejak Dua Pengurus MUI yang Temui Dubes Israel di Singapura

Dua inisial tersebut tengah diperiksa sesuai dengan prosedur MUI.

Dok. MUI
Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jalan Proklamasi Nomor 51, Menteng, Jakarta Pusat.
Rep: Fuji Eka Permana Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menonaktifkan dua pengurusnya yang diduga terkait dengan organisasi terafiliasi Israel. Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan menyatakan, dua nama yang telah dinonaktifkan kini sedang dimintai keterangan yakni MA dan AR. Antara melaporkan, berdasarkan laman resmi MUI, keduanya merupakan anggota Komisi Fatwa MUI.

Baca Juga


Ia menjelaskan dalam proses pemeriksaan, MUI memiliki mekanisme sesuai pedoman dasar, pedoman rumah tangga, dan peraturan organisasi. Proses penyelidikan dilakukan dengan hati-hati sesuai prosedur yang berlaku di MUI. Apabila keduanya terbukti memiliki hubungan dengan organisasi yang terafiliasi Israel, maka MUI akan langsung memberhentikan mereka dari keanggotaan.

"Dua inisial ini tengah kita lakukan proses (pemeriksaan) sesuai dengan prosedur dan tahapan-tahapan. Ini tentu kita lalui dengan sebaik-baiknya agar mulai dari penonaktifan sampai kepada pemberhentian dapat dilakukan sesuai dengan tata kelola organisasi," kata Amirsyah.


Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam mengatakan dua nama yang dinonaktifkan sama sekali tidak ikut berangkat ke Israel bertemu Presiden Isaac Herzog. Namun, keduanya diduga tergabung dalam sebuah organisasi yang di dalamnya terafiliasi Yahudi.

"Pada tahun kemarin dia melakukan kunjungan ke Dubes Israel di Singapura," ujar Asrorun.

Salah satu lembaga lintas iman yang ramai dikaitkan dengan Israel yakni Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian. Organisasi yang kerap disebut sebagai Rahim tersebut juga sempat diprotes oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Gus Yahya mendapatkan informasi bahwa ada logo Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU dicantumkan di situs rahim.or.id.

Selanjutnya...

 

Pada salah satu artikel berjudul 'Delegasi Rahim ke Singapura 2023' yang dilihat Republika pada Senin (15/7/2024), Rahim dibantu anggota Steering Committee Rahim untuk Urusan Luar Negeri, Elisheva Stross, mengatur perjalanan bagi enam delegasi ke Singapura dari tanggal 12-16 Augustus 2023. Mereka bertemu dengan pihak Kedutaan Israel serta komunitas Yahudi di Singapura.

Tim Delegasi RAHIM ke Singapura dipimpin oleh Leo Agustinus Yuwono dan terdiri dari 5 anggota RAHIM: K.H. Mukti Ali Qusyairi, K.H. Zainul Maarif, K.H. Asnawi Ridwan, K.H. Roland Gunawan, dan Yohannes Elias.

Kunjungan ini menjadi langkah pertama dari perjalanan panjang tim RAHIM untuk melakukan penelitian dan pengamatan terhadap hubungan toleransi antar agama di dunia, terutama antara Islam dan Yahudi, sampai kepada kualitas hubungan yang sebenarnya antara Palestina dan Israel.

Dubes Israel di Singapura Eli Vered Hazan - (X)

Delegasi RAHIM dari NU melakukan perjalanan ke Singapura untuk berkunjung dan bersilaturahmi serta memulai kerjasama dengan Duta Besar Israel untuk Singapura, Eli Vered Hazan, dan Israeli Deputy Chief of Mission Hila Rose Fridman. Pertemuan ini diakhiri dengan penyerahan hadiah buku “Etika Universal: Samudra Hikmat Nabi Nuh” yang diterjemahkan oleh tim RAHIM, dan Piagam Deklarasi Perdamaian RAHIM bagi dunia, serta Profil Organisasi RAHIM.

Dalam artikel tersebut, H. Mukti Ali Qusyairi, Direktur Eksekutif Rahim yang juga tercatat sebagai anggota Komisi Fatwa MUI menyampaikan bahwa kunjungan ini dimaksudkan, pertama, melakukan penelitian lapangan untuk menggali data dan belajar dari Singapura mengenai toleransi dan interfaith, khususnya hubungan antara Islam dan Yahudi, serta menjajaki kemungkinan membuka hubungan dan kerjasama diplomatik antara Indonesia dan Israel sebagaimana dilakukan Singapura. 

Kedua, untuk memperluas dan memperkuat jaringan gerakan interfaith di kawasan Asia, khususnya di Singapura sebagai negara tetangga yang dikenal sebagai negara demokrasi yang secara resmi mengakui banyak agama dan keyakinan.

Saat ini, laman rahim.or.id sudah tidak aktif.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler