Hamas Tunjuk ‘Sang Mimpi Buruk’ Israel, Yahya Sinwar Sebagai Pengganti Ismail Haniyeh

Yahya Sinwar diduga adalah arsitek Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

AP/Adel Hana
Yahya Sinwar, ketua Hamas di Gaza, memimpin pertemuan dengan para pemimpin faksi Palestina di kantornya di Kota Gaza, Rabu, 13 April 2022.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Hamas pada Selasa (6/8/2924), seperti dilaporkan Quds News Network secara resmi mengumukan Yahya Sinwar sebagai kepala Politik Biro. Sinwar menggantikan almarhum Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran, Iran pada pekan lalu. 

Baca Juga


Yahya Sinwar, salah satu tokoh terkemuka Hamas, diduga sebagai arsitek dari operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, yang kemudian menyulut perang di Gaza yang hingga kini masih berlangsung. Israel pun telah menegaskan Sinwar sebagai tokoh Hamas yang paling dicari untuk dibunuh lewat agresi di Gaza. 

Media Barat kerap menjuluki Sinwar sebagai 'mimpi buruk' Israel. Sinwar dinilai sebagai tokoh di Hamas yang paling mengetahui pola pikir Zionis, dan kalangan Israel menuduh Sinwar memiliki kemampuan untuk memanipulasi mereka. Sinwar juga dijuluki 'Sang Elang' dalam gerakan militan Hamas, yang mampu mempengaruhi jalannya negosiasi terkait pertukaran sandera dengan Israel.

Hizbullah menyambut baik penunjukan Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menyebutnua sebagai pesan keras kepada Israel dan Amerika Serikat, dan menunjukkan bahwa Hamas solid dalam pengambilan keputusan. "Memilih saudara Yahya Sinwar dari jantung Jalur Gaza, yang hadir di garis depan berama pejuang perlawanan dan di antara rakyatnya, di bawah reruntuhan, blokade, pembunuhan, dan kelaparan, mencerminkan bahwa tujuan musuh daru pembunuhan pemimpin (Hamas) telah gagal," demikan keterangan Hizbullah.

Sinwar lahir di kamp penumgungsi di selatah Khan Younis 61 tahun silam. Dia menjadi pemimpin Hamas di Jalur Gaza sejak 2017.

Sinwar menjadi salah satu oemimoin Hamas yang dioerintahkan untuk ditangkap oleh Mahakamah Kriminal Internasional (IOC) atas peristiwa 7 Oktober. Surat perintah penangkapan juga diterbitkan IOC terhadap Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan prang di Gaza.

Mesi Israel berjanji melenyapkan Hamas dan agresi mereka di antara yang paling menghancurkan dalam sejarah perang modern, Hamas hingga kini masih melaniutkan perlawanannya. Sinwar pun terus mampu menghindari upaya pembunuhan oleh militer Israel sejak 7 Oktober.

"Saya pikir fokus dari Gaza dan fokus dari Sinwar adalah sebuah sinyal kuat dari perlawanan," ujar analis politik Marwan Bishara. 

"Dan fakta bahwa Hamas tidak akan kalah di Gaza, dan Hamas tetap akan berkuasa di Gaza, maka kepemimpinannya tetap hadir di sana."

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler