Tel Aviv Diguncang Bom di Tengah Genosida Israel di Jalur Gaza

Israel terus mempertontonkan kebiadabannya di jalur Gaza.

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Polisi Israel di Tel Aviv (Ilustrasi).
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Sebuah bom meledak di Tel Aviv, Israel, pada Ahad (18/8/2024)  malam di tengah kampanye genosida Israel di jalur Gaza. Polisi Israel dan badan intelijen dalam negeri Shin Bet menuding bom tersebut merupakan serangan teroris.

Pria yang membawa bom, meledak di dekat sebuah Sinagog. Pria tersebut tewas dan seorang pejalan kaki terluka, menurut polisi di tempat kejadian.“Sekarang dapat dipastikan bahwa ini adalah serangan teror,” kata polisi dan Shin Bet dalam pernyataan bersama pada Senin dilansir Reuters.

Ledakan pada Ahad waktu setempat terjadi sekitar satu jam setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Tel Aviv untuk mendorong gencatan senjata di Gaza yang akan mengakhiri perang 10 bulan antara Israel dan Hamas.

Ada peningkatan dorongan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di tengah kekhawatiran akan terjadinya eskalasi di wilayah yang lebih luas.

Iran mengancam akan membalas Israel setelah pembunuhan mantan perdana menteri Palestina yang juga merupakan pimpinan Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli. Israel belum mengaku bertanggung jawab atas kematiannya.

 

Israel terus mempertontonkan kebiadabannya..

Sebelum bom meledak, Israel terus mempertontonkan kebiadabannya di jalur Gaza. Pada Ahad, setidaknya 11 warga Palestina syahid ketika tentara Israel menargetkan beberapa wilayah di Jalur Gaza tengah.

Sumber medis di Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs mengatakan kepada Anadolu bahwa tujuh warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel di kota Deir al-Balah. Mereka menambahkan, empat orang lainnya tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan lain Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah.

Saksi mata mengatakan kepada Anadolu, kendaraan artileri Israel yang ditempatkan di timur Jalur Gaza terus menembaki wilayah timur kamp Maghazi dan Bureij serta kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah.

Warga Palestina membawa jenazah di pemakaman belasan yang syahid dalam serangan Israel, di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Sabtu, 17 Agustus 2024. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan pada 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Serangan Israel tersebut telah menewaskan hampir 40.100 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.500 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di selatan, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum wilayah tersebut diinvasi pada 6 Mei.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler