Canda Rosan Soal Posisi Bahlil di Golkar dan Upaya Mengejar Target Investasi

Rosan menilai Bahlil sudah meletakkan fondasi luar biasa di Kementerian Investasi.

Antara/Mentari Dwi Gayati
Menteri Investasi Rosan Roeslani.
Rep: Frederikus Bata Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rosan Roeslani resmi menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan periode 2019-2024. Ia melanjutkan tugas Bahlil Lahadalia.

Baca Juga


Serah terima jabatan berlangsung di Ruang Nusantara, Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Senin (19/8/2024) siang WIB. Dalam pernyataannya, Rosan memulai dengan hal-hal normatif. Ia menyapa pendahulunya dengan dibumbui candaan politik.

"Pertama-tama izinkan, saya menyapa yang kita hormati, cintai, banggakan, Menteri ESDM, Menteri Investasi/Kepala BKPM 2019-2024, dan juga calon Ketua Umum Golkar, adinda saya Bahlil Lahadalia," kata mantan Wakil Menteri BUMN itu.

Lalu ia menyapa hadirin lainnya. Rosan menilai Bahlil sudah meletakkan fondasi luar biasa di Kementerian Investasi. Menurutnya, itu bakal sangat membantunya.

Ia menegaskan, yang terpenting adalah kerja sama. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Kolaborasi antara kementerian dengan dunia usaha perlu ditingkatkan. Tentunya berdasarkan aturan yang berlaku.

"Karena investasi ini kuenya terlalu besar, kalau dikerjakan hanya sedikit (terasa kurang), harus kita kerjakan sama-sama dalam tata kelola yang benar," ujar Rosan.

Ia menerangkan, investasi memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari sektor ini menyumbang 30 persen. Tentu harus terus dimaksimalkan.

Rosan mengetahui mereka tak memiliki banyak waktu. Secara khusus dirinya. Hanya dua bulan, ia harus berkreasi di Kementerian Investasi.

"Dalam dua bulan ini berikanlah yang terbaik. Jangankan dua bulan, satu hari atau satu minggu pun, berikan yang terbaik," ujar Ketua Tim Pemenangan pasangan Capres-Cawapres, Prabowi Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini.

Rosan melihat target yang ditetapkan di era Bahlil sudah tinggi. Kini ia harus mengikuti alur tersebut. Bukan sesuatu yang mudah, tapi muaranya bisa tercapai.

"Harapannya, dukungan yang selama ini diberikan ke pak Bahlil, juga diberikan ke saya," tutur sosok yang juga pernah bertugas sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler