Benarkah Terjadi Bullying Dokter di RSHS Seperti di Undip? Dirut Menjawab Tuduhan Kemenkes

Kemenkes menyebut RSHS Bandung salah satu yang diduga terjadi bullying dokter.

Dok RSHS
Terjadi perundungan di Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin (RSUPHS/RSHS), Kota Bandung.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menegaskan bakal mengembalikan mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) ke kampus apabila melakukan tindakan perundungan (bullying). Mereka tidak akan segan menindak tegas pelaku bullying di lingkungan rumah sakit.

Baca Juga


Direktur Utama RSHS Bandung, Rachim Dinata Marsidi mengatakan, kasus bullying yang menimpa mahasiswa PPDS di rumah sakit beberapa waktu lalu telah ditangani. Ke depan, ia menginginkan agar mahasiswa PPDS belajar di RSHS dengan baik dan lancar.

"Hasan Sadikin ini kan wahana atau tempat para mahasiswa atau PPDS spesialis belajar di sini dan kami ingin berjalan dengan baik, aktivitasnya," ucap Direktur Utama RSHS Bandung, Rabu (4/9/2024).

Dokter Rachim melanjutkan, apabila didapati mahasiswa PPDS atau pengajar yang nakal melakukan bullying akan dikembalikan kepada fakultas di universitas. Sebab, mereka datang dari fakultas dan pihaknya hanya memberikan izin praktik.

"Kalau ada yang nakal kita kembalikan ke fakultas karena yang punya adalah fakultas bukan kami. Kami di sini mengizinkan mereka praktik," ungkap dia.

Pihaknya menginginkan agar calon dokter spesialis memiliki kemampuan yang bagus dan ke depan menjadi dokter yang baik. "Kita nggak main-main, kalau kami inginnya yang belajar di sini dokter baik dan calon yang baik," kata dia.

Ia menyebut telah mengumpulkan para residen dan pengajar mengingatkan untuk tidak melakukan perundungan. Ia berharap mahasiswa PPDS belajar dengan tenang dan bebas dari tekanan.

"Semua residen konsulen di sini tidak ada bullying lagi, belajar dengan tenang dan mereka pun bebas dari tekanan-tekanan. Insya Allah di sini bekerja dengan tenang," kata dr Rachim.

Bullying di Program Pendidikan Dokter Spesialis - (Infografis Republika)

542 laporan terkait bullying dokter masuk dalam data Kemenkes.. baca di halaman selanjutnya.

 

Kasus dugaan bullying yang diduga menjadi pangkal kematian dokter Aulia Risma Lestari terus bergulir dan banyak membuka tabir. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan, hingga kini terdapat 542 laporan terkait bullying dokter yang masuk ke dalam data Kemenkes.

"Jadi yang masuk ke dalam kanal pengaduan itu 1.500 laporan, tetapi kemudian kan kita harus verifikasi apakah 1.500 itu betul-betul perundungan karena kan ini sifatnya sangat subjektif. Dari 1.500 itu, 540-nya yang betul-betul terkategori masuk dalam kasus perundungan," kata Nadia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Menurut dia, dari 542 kasus perundungan tersebut, 221 kasus di antaranya terjadi di beberapa rumah sakit vertikal yang ada di bawah Kemenkes. Bahkan, kasus itu juga diduga terjadi di RSCM.

"Itu ada di RS M Djamil Padang, RS Mohammad Hoesin Palembang, RS Adam Malik Medan, bahkan di RSCM Jakarta juga ada, kemudian RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, RS Kariadi Semarang, RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, RS Kandou Manado, hampir semua rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan, di mana memang rumah sakit ini menjadi wahana pendidikan dari sebagian besar pendidikan dokter spesialis," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler