Peristiwa-Peristiwa Perang Semasa Hidup Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW mengalami sejumlah perang.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Agama Islam meski disampaikan secara damai dan lembut tetap tidak bisa menghindari peperangan dengan kaum musyrikin. Ada banyak peristiwa-peristiwa perang di zaman Nabi Muhammad SAW.
Ustaz Ahmad Sarwat Lc dalam buku berjudul Islam Agama Perdamaian menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa perang di zaman Nabi. Meski banyak peristiwa perang, dalam bukunya Ustaz Ahmad menegaskan dan menyimpulkan Islam adalah agama perdamaiannya.
Di dalam kitab Sirah Nabawiyah, isinya bertabur dengan banyak kisah-kisah perang.
1. Perang Badar (2 Hijriyah)
Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah, bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Makkah yang berjumlah 1.000 orang.
Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy. Kemudian mereka mundur dalam kekacauan.
2. Perang Uhud (3 Hijriyah)
Dr. Musthafa As-Siba'i dalam kitabnya Sirah Nabawiyah Durus Wa 'Ibar menyebutkan bahwa perang Uhud terjadi pada Sabtu, 15 Syawal 3 Hijriyah.
Kekuatan pasukan Muslimin awalnya 1.000 orang, namun berkurang menjadi hanya tinggal sekitar 700 orang. Sementara pasukan musyrikin Makkah berkekuatan 3.000 orang dengan perbekalan dan kendaran lengkap.
Al-Mubarakfuri di dalam kitabnya Ar-Rahiq Al-Makhtum menyebutkan bahwa tidak kurang dari 70 ayat Alquran telah turun dalam peristiwa perang Uhud ini. Ayat Alquran turun pada setiap momen dari kejadian perang itu, episod demi episod. Yang paling banyak turun ayat dalam Surah Ali Imran, khususnya mulai dari ayat 121 hingga ayat 179.
Halaman selanjutnya ➡️
3. Perang Khandaq (5 Hijriyah)
Dinamakan perang Khandaq yang artinya parit karena strategi bertahan di dalam kota Madinah menggunakan parit yang digali sepanjang 5 kilometer. Perang ini juga dinamakan dengan perang Ahzab, karena pihak musuh merupakan gabungan kekuatan para musuh Islam.
Pihak musuh di antaranya kaum musyrikin Makkah, beberapa kelompok dari kaum Yahudi dan orang-orang munafikin di dalam Madinah. Perang Ahzab ini juga menjadi nama salah satu surah di dalam Alquran, yakni surat ke-33.
Al-Waqidi di dalam kitab Al-Maghazi menyebutkan bahwa peristiwa perang ini terjadi pada Selasa, 8 Dzulhijjah 5 Hijriyah. Sementara, Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam bukunya Ghazawat Ar-Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: Durus wa Ibar wa Fawaid mengutip pendapat Ibnu Saad menuliskan bahwa pasukan Ahzab dikalahkan pada Rabu bulan Dzulhijjah 5 Hijriyah.
Berbeda dengan Al-Waqidi dan Ash-Shalabi, Dr. Musthafa As-Siba'i dalam kitabnya Sirah Nabawiyah Durus wa 'Ibar menyebutkan bahwa perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal 5 Hijriyah.
4. Perang Bani Quraidhah (5 Hijriyah)
Perang Bani Quraidhah terjadi pada akhir perang Khandaq. Ini adalah peristiwa dikepungnya benteng milik Bani Quraidhah dan dibunuhnya semua penghuninya, karena mereka telah berkhianat. Awalnya ketika Rasulullah SAW pulang dari perang Khandaq dan hendak meletakkan baju perangnya, tiba-tiba datang Malaikat Jibril yang membawa perintah Allah untuk meneruskan perang mengepung Benteng Yahudi Bani Quraidhah.
Meski banyak peristiwa perang di zaman Nabi, Ustaz Ahmad menegaskan, bukan berarti intisari kehidupan Rasulullah SAW hanya soal perang saja.
Halaman selanjutnya ➡️
5. Perang Khaibar (7 Hijriyah)
Perang Khaibar terjadi pada tahun ketujuh Hijriyah. Rasulullah SAW berangkat meninggalkan Madinah menuju ke Khaibar di awal bulan Muharam, sepulang dari perjalanan umrah yang terhambat di Hudaibiyah.
Dr. Musthafa As-Siba'i dalam kitabnya Sirah Nabawiyah Durus Wa 'Ibar menyebutkan bahwa perang ini terjadi pada akhir Muharram 7 Hijriyah. Dinamakan perang Khaibar karena terjadinya di suatu daerah milik Yahudi bernama Khaibar, berjarak 160 kilometer di utara Madinah yang merupakan tanah subur penghasil kurma terbaik di dunia.
6 Perang Mu'tah (8 Hijriyah)
Perang Mu'tah terjadi di suatu tempat yang bernama Mu'tah. Yakni suatu desa di sebelah tenggara Laut Mati, di arah perjalanan ke negeri Syam. Saat ini tempat tersebut bernama Kurk. Perang ini juga menjadi tonggak pertama kali di mana pasukan Muslim bergerak jauh untuk perang ke luar batas jazirah Arab.
Perang Mu'tah terjadi pada bulan Jumadil Awal 8 Hijriyah. Beberapa bulan sebelum terjadi peristiwa pembebasan Kota Makkah di bulan Ramadhan tahun itu.
Penguasa Bushra merupakan bawahan Kaisar Heraklius. Penyebab perang Mu'tah karena dibunuhnya utusan yang membawa surat dari Nabi Muhammad SAW kepada para penguasa Bushra. Melalui surat itu Nabi mengajak penguasa Bushra memeluk Islam.
Seharusnya utusan pembawa pesan tidak boleh dibunuh. Namun Al-Harits bin Umair Al-Azdi sang pembawa surat Nabi itu dipenggal kepalanya oleh Syarhabil bin Amr Al-Ghassani. Sebuah kesalahan besar yang mereka lakukan.
Dibunuhnya pembawa surat mengakibatkan perang besar. Rasulullah SAW mengirimkan 3.000 pasukan dipimpin oleh Zaid Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah Ridwanullahi 'alaihim jami'an. Ketiganya mati syahid dalam perang itu.
Kepemimpinan kemudian berganti kepada Khalid bin Walid, yang baru saja masuk Islam.
Pada perang ini, di pihak orang kafir Arab yang dibantu kerajaan Romawi, jumlah pasukannya mencapai angka yang sangat fantastis, yakni 200 ribu pasukan. Bila pasukan Muslim hanya berjumlah 3.000 orang, maka perbandingannya adalah 1 orang melawan 66 orang. Sebuah perbandingan yang tidak masuk akal.
Halaman selanjutnya ➡️
7. Perang Hunain (8 Hijriyah)
Perang Hunain ini terjadi ketika Rasululah SAW masih di Makkah saat membebaskannya di bulan Ramadhan 8 Hijriyah. Perang ini terjadi sekitar dua pekan setelah penaklukan Makkah atau empat pekan setelah Nabi meninggalkan Madinah.
Sebanyak 12 ribu orang pasukan Muslimin tidak berangkat dari Madinah, justeru bergerak dari Makkah pada 5 Syawal kemudian tiba di Hunain pada 10 Syawal 8 Hijriyah di sore hari. Lawan yang dihadapi pada perang Hunain ini adalah kaum Tsaqif dan Hawazin.
8. Perang Tabuk (9 Hijriyah)
Perang Tabuk sebenarnya merupakan sambungan dari perang sebelumnya yaitu perang Mu'tah. Rasulullah SAW mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu Ghassaniyah telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan sekitar 40 ribu sampai 100 ribu orang.
Di lain pihak, Kaisar Romawi Heraklius menganggap bahwa kekuasaan kaum Muslimin di Jazirah Arab berkembang dengan pesat. Maka daerah Arab harus segera ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium.
Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Rasulullah melakukan aksi preventif dan menyiapkan pasukan yang terdiri dari 70 ribu orang. Ini adalah jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam. Maka pada bulan Rajab 9 Hijriyah, Nabi memaklumatkan perang Tabuk. Enam bulan setelah peristiwa pengepungan Thaif.
Meski banyak peristiwa perang di zaman Nabi, Ustaz Ahmad menegaskan, bukan berarti intisari kehidupan Rasulullah SAW hanya soal perang saja.