Eks Jenderal Israel: Hamas Telah Menang, Zionis Kalah dalam Perang

Kelompok Hamas dinilai masih mempertahankan kendali atas Jalur Gaza.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Asap mengepul saat terjadinya serangan militer Israel di Kota Gaza, Kamis (11/7/2024). Tentara Israel kembali meminta semua penduduk untuk meninggalkan Gaza di tengah serangan militer yang semakin intensif di kota utama wilayah Palestina tersebut.
Rep: thr/antara Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Mantan dan pejabat militer Israel mengatakan bahwa Isarael telah kalah dalam perang di Gaza. Sebaliknya, Hamas justru menang.

Baca Juga


"Meskipun memiliki keunggulan dalam hal taktik, Israel masih belum dapat mengalahkan kelompok Palestina tersebut," demikian menurut Mayor Jenderal Gadi Shamni, mantan komandan divisi militer Israel di Gaza.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times yang diterbitkan pada Selasa, Shamni mengatakan Hamas memenangkan perang, sementara Israel kalah.

Ia mengatakan kemampuan militer Hamas tidak dapat disangkal telah berkurang, tetapi kelompok tersebut masih mempertahankan kendali atas Gaza.

Anggota Hamas telah merebut kembali kota-kota di seluruh Gaza 15 menit setelah pasukan Israel menarik diri dari mereka.

Pandangannya diamini oleh beberapa pejabat keamanan Israel saat ini dan mantan pejabat yang tidak melihat kekalahan Hamas. Demikian menurut NYT.

Seorang pejabat senior pertahanan, yang berbicara dengan syarat anonim, secara terpisah mengatakan kepada ABC News pada Selasa, "Kita kalah dalam perang, kita kehilangan pencegahan, kita kehilangan sandera."

Pejabat itu juga memperingatkan agar tidak melancarkan serangan terhadap Lebanon, dengan mengatakan perang di sana mudah dimulai, tetapi sangat sulit diakhiri.

Pejabat militer lain yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada penyiar Amerika bahwa Israel "terjebak" di Gaza dan tidak dapat mencapai tujuan perangnya.

Komentar itu muncul saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bersiap untuk melakukan perjalanan ke Mesir untuk memulai kembali perundingan gencatan senjata yang tidak aktif.

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dituduh oleh pejabat Israel telah menggagalkan negosiasi tidak langsung dengan Hamas.

Kegigihannya untuk mempertahankan kendali atas beberapa bagian Jalur Gaza, termasuk perbatasan dengan Mesir yang dikenal sebagai Koridor Philadelphia, telah menjadi batu sandungan utama dalam perundingan tersebut.

"Jika Philadelphia begitu penting, mengapa kita menunggu delapan bulan [dalam perang] untuk merebutnya?" ujar seorang pejabat senior yang tidak disebutkan

Pasukan Israel telah membunuh lebih dari 41.200 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza dalam lebih dari 11 bulan pemboman hebat, termasuk sekitar 16.700 anak-anak.

AS ingatkan Israel

Sementara itu, Pemerintahan Amerika Serikat pimpinan Presiden Joe Biden telah memperingatkan Israel untuk tidak memulai konflik militer yang lebih luas melawan Lebanon, lapor Axios pada Senin (16/9).

Hal itu diutarakan Utusan Khusus AS Amos Hochstein saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin pagi untuk menyampaikan pesan bahwa Israel tidak boleh memulai perang dengan Lebanon karena berisiko menimbulkan konflik regional yang lebih luas dan berlarut-larut, kata laporan itu.

Hochstein juga menjelaskan kepada Netanyahu dan juga Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahwa Washington tetap berkomitmen untuk menemukan solusi diplomatik untuk mengatasi ketegangan Israel-Lebanon terlepas dari apakah negosiasi untuk membebaskan sandera di Gaza itu akan berhasil atau tidak, menurut laporan tersebut.

Laporan tersebut juga mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang menyebut bahwa adanya rumor rencana Netanyahu untuk memecat Gallant di tengah perang di Gaza dan konflik yang akan terjadi di Lebanon adalah hal yang gila.

Sebelumnya pada Senin, Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuannya dengan Hochstein bahwa warga Israel tidak akan dapat kembali ke rumah mereka di bagian utara negara Zionis itu tanpa perubahan mendasar dalam situasi keamanan di perbatasan dengan Lebanon.

Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon meningkat setelah Israel memulai operasi militer di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Militer Israel dan Hizbullah hampir setiap hari saling baku tembak melintasi garis perbatasan antara Israel dan Lebanon.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler