Setahun Pertempuran Gaza, Erdogan: Israel Harus Membayar Mahal Atas Genosida!

Erdogan menilai kebijakan genosida Israel harus diakhir.

EPA-EFE/NECATI SAVAS
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan bahwa Israel akan 'membayar harga atas tindakan genosida' di Gaza. Hal itu disampaikan Erdogan setahun setelah perang tersebut dimulai.

Baca Juga


“Saya ingat dengan kesedihan puluhan ribu orang yang telah dibantai oleh Israel yang kejam sejak 7 Oktober, dan saya mengucapkan belasungkawa yang paling tulus kepada saudara-saudari Gaza, Palestina, dan Lebanon yang telah kehilangan pasangan, anak-anak, dan keluarga mereka,” tulis Erdogan di X.

Ia menambahkan bahwa kebijakan genosida, pendudukan, dan invasi Israel harus diakhiri. “Sama seperti Hitler yang dihentikan oleh aliansi kemanusiaan, Netanyahu dan jaringan pembunuhnya akan dihentikan dengan cara yang sama,” kata Erdogan.

“Sebuah dunia di mana tidak ada pertanggungjawaban atas genosida Gaza tidak akan pernah menemukan kedamaian.”

Hamas belum menyerah

Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, belum menyerah. Perlawanan terus dilakukan meskipun Israel tak henti-henti menyerang Jalur Gaza.

 

Kelompok Brigade Qassam, menyatakan telah menembakkan rentetan roket Maqadmeh M-90 ke arah Tel Aviv, Israel tengah.

Tentara Israel mengonfirmasi serangan tersebut. Mereka menyatakan bahwa lima roket ditembakkan dari Khan Younis di Gaza. Dua orang dilaporkan terluka dalam serangan roket tersebut.

Suara sirine sempat terdengar di Tel Aviv menyusul serangan Hamas yang digelar satu tahun sejak perang dimulai.

Sementara itu, pihak militer Israel telah mengumumkan kematian seorang tentara dalam pertempuran di perbatasan Lebanon. Ini adalah kematian tentara kedua yang diumumkan hari ini.

Sebelumnya bahwa seorang tentara cadangan berusia 25 tahun telah terbunuh dalam pertempuran di perbatasan, sementara dua orang lainnya terluka parah.

Angkatan Darat Israel, Senin, menyatakan telah mengerahkan satu divisi baru untuk operasi darat di Lebanon selatan yaitu Divisi Galilee ke-91, yang meliputi Brigade Cadangan ke-3 dan ke-8 dan Brigade Nahal Utara 228.

Sejak pecah perang, Divisi ke-91 telah melancarkan sejumlah operasi ofensif dan defensif untuk melemahkan Hizbullah dan infrastrukturnya di Lebanon selatan, melalui serangan darat dan udara, kata pernyataan militer Israel.

Baru-baru ini, militer Israel menyatakan telah mengerahkan divisi ke-98 dan ke-36 di Lebanon selatan untuk memperluas serangan.

Israel telah melancarkan serangan udara bertubi-tubi di sepanjang wilayah Lebanon sejak 23 September dengan dalih menyasar target Hizbullah.

Serangan brutal militer Zionis itu menewaskan 1.200 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya. Setelah itu, pada 1 Oktober, Tel Aviv mulai melancarkan serangan darat di Lebanon selatan.

Serangan militer tersebut merupakan eskalasi atas konflik yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Karena serangan Israel di Lebanon, setidaknya 2.036 orang telah tewas, lebih dari 9.500 orang terluka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi, kata otoritas Lebanon.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler