AS Kucurkan Rp 356 Triliun untuk Biayai Genosida Israel dalam Setahun

Angka ini hanya mencerminkan sebagian dari dukungan finansial yang diberikan oleh AS.

AP Photo/Leo Correa
Tentara Israel bekerja di pengangkut personel lapis baja (APC) di Israel utara, Senin, 30 September 2024.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat menghabiskan sedikitnya 22,76 miliar dolar AS atau berkisar Rp 356 Triliun selama satu tahun untuk bantuan militer kepada Israel dan operasi AS di kawasan tersebut, demikian terungkap dalam sebuah laporan baru-baru ini.

Baca Juga


Laporan yang diterbitkan oleh Watson Institute for International and Public Affairs itu menyoroti bahwa operasi terhadap Yaman saja menghabiskan biaya pemerintah AS sebesar 4,86 miliar dolar AS. Angka tersebut belum ditambah 2,1 miliar dolar AS yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran akibat harus mengubah rute atau membayar biaya yang besar, sehingga konsumen Amerika harus membayar harga produk yang lebih tinggi.

Kucuran anggaran AS juga mencakup 17,9 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan keamanan yang disetujui Gedung Putih untuk operasi militer Israel di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan Suriah antara 7 Oktober 2023 hingga 30 September 2024. Meski demikian, menurut laporan tersebut, angka ini hanya mencerminkan sebagian dari dukungan finansial yang diberikan oleh AS untuk perang, tulis Al-Mayadeen.

Laporan tersebut mengingatkan kembali bahwa pemerintahan Biden telah melaksanakan lebih dari 100 kesepakatan senjata dengan Israel sejak Oktober 2023, yang masing-masing kesepakatan berada di bawah ambang batas yang mengharuskan pemberitahuan resmi kepada Kongres.

Sejak 7 Oktober, pengiriman peralatan militer ke Israel telah mencakup 57.000 peluru artileri, 36.000 butir amunisi meriam, 20.000 senapan M4A1, 13.981 rudal antitank, dan 8.700 bom Mk 82 seberat 500 pon, demikian laporan tersebut menekankan.

 

Laporan itu menyebutkan, pada 13 Agustus 2024, pemerintahan Biden mengumumkan tambahan 20,3 miliar dolar AS dalam perjanjian senjata dengan Israel untuk pengiriman di masa mendatang, meskipun proposal ini saat ini sedang dalam pembahasan Kongres.

Laporan tersebut juga menyoroti hubungan komersial yang sudah berlangsung lama antara kontraktor pertahanan AS, seperti Boeing, RTX, Lockheed Martin, General Dynamics, dan pemerintah Israel.

Dijelaskan bahwa hubungan ini sering dikutip oleh pejabat AS sebagai alasan utama untuk terus memasok militer lain, termasuk "Israel", dengan senjata dan peralatan.

Secara kumulatif, Israel tetap menjadi penerima bantuan AS terbesar sejak Perang Dunia 2 demikian disebutkan dalam laporan tersebut. Akan tetapi, laporan tersebut menggarisbawahi bahwa bantuan militer senilai 17,9 miliar dolar AS yang disetujui tahun lalu melampaui jumlah tahunan sebelumnya sejak AS mulai memberikan bantuan militer kepada Israel pada tahun 1959.

Hal ini terjadi ketika Amerika Serikat mengklaim tengah berupaya mencapai gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, karena Israel terus melakukan agresi terhadap warga sipil di sana, menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina di daerah kantong itu dan lebih dari 2.000 orang di Lebanon.

Namun, militer pendudukan Israel tidak mampu menghalangi Perlawanan Palestina dan Lebanon untuk terus melancarkan berbagai jenis serangan terhadap target-target Israel di wilayah pendudukan.

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler