Biden Klaim Tahu Waktu dan Cara Israel Serang Iran, Menlu Araghchi Beri Peringatan Keras

Menlu Araghchi ingatkan AS akan bertanggung jawab atas kerugian yang dialami Iran.

AP Photo/Evan Vucci
Presiden Joe Biden.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin dialami Iran jika mendukung serangan Israel yang telah diantisipasi. Pernyataan Araghchi muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengakui, bahwa ia mengetahui rencana Israel terkait waktu dan sifat dari kemungkinan tindakan balasan terhadap Iran atas serangan rudal ke Israel pada 1 Oktober lalu.

Baca Juga


Menteri Iran tersebut menulis di platform X, bahwa siapa pun yang mengetahui atau terlibat dalam memfasilitasi serangan semacam itu oleh Israel akan menanggung tanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin terjadi di Iran.

"Siapapun tahu dan paham atas 'bagaimana dan kapan Israel akan menyerang Iran', dan/atau menyediakan bantuan serangan itu, harus bertanggung jawab atas semua kemungkinan sebab-akibat," kata Araghchi.

Pada 1 Oktober lalu, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel, sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan Brigadir Jenderal Iran Abbas Nilforoushan. Sebanyak 180 misil balistik dikirim Iran, dan mayoritas berhasil menghantam daratan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Iran telah melakukan kesalahan serius dan akan menghadapi konsekuensinya atas serangan tersebut. Biden memastikan bahwa ia memiliki informasi tentang kemungkinan serangan Israel terhadap Iran, meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut pada konferensi pers di Jerman.

 

Sebelumnya, Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami mengolok-olok pengiriman sistem antirudal THAAD oleh AS ke Israel. Ia mengingatkan bahwa Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) tetap tidak akan bisa membuat Israel aman.

Pernyataan Salami itu diucapkannya pada Kamis (17/10/2024), saat menghadiri pemakaman Jenderal Abbas Nilforoushan, yang tewas terbunuh di Beirut oleh Israel. "Jangan bergantung pada THAAD, anda tidak bisa melakukan pembantaian dan tetap merasa aman. Kami tahu kelemahan anda," ujar Salami dikutip Mehr News.

Salami juga mengingatkan Israel akan merasakan respons yang menyakitkan jika berani menyerang Iran. "Jika anda membuat satu kesalahan dan menyerang kami, apakah itu di sekitar kawasan atau di dalam Iran, kami akan menyerang balik anda dengan menyakitkan," kata Salami.

Diketahui, Amerika Serikat pada Ahad (13/10/2024), mengirimkan sistem antirudal THAAD beserta prajurit untuk mengoperasikannya di Israel. Bantuan pasokan THAAD itu menyusul rencana Tel Aviv melancarkan serangan Iran sebagai respons atas serangan misil balistik Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu.

Laporan beberapa media menyebutkan bahwa, kedatangan THAAD dan prajurit AS setelah sistem pertahanan udara Israel seperti Iron Dome, Arrow dan David's Sling gagal mencegah hujan misil balistik Iran pada 1 Oktober. Menurut pejabat Iran, 90 persen dari 180 misil balistik yang dikirim Teheran berhasil menghantam target-target di daratan Israel.

 

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler