Politisi Gerindra Muhammad Syafii Resmi Jadi Wamenag
Politisi Gerindra Muhammad Syafii membantu Menteri Agama Nasaruddin Umar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi dari Partai Gerindra Romo HR Muhammad Syafi’i resmi dilantik menjadi Wakil Menteri Agama (Wamenag) dalam Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10) sore.
Muhammad Syafi’i atau yang akrab disapa Romo akan mendampingi dan membantu Nasaruddin Umar yang ditunjuk sebagai Menteri Agama dalam lima tahun ke depan.
Nama Romo masuk dalam kabinet Merah Putih sebagaimana yang telah diumumkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada Minggu (9/10) malam.
Sebelumnya, Romo menjadi salah satu tokoh yang dipanggil oleh Prabowo ke kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/10). Pada saat itu, nama Romo sudah digadang-gadang bakal mengisi posisi wakil menteri dalam kabinet yang dipimpin oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Bagaimana latar belakang Romo selama ini hingga akhirnya resmi menjabat Wakil Menteri Agama? Berikut profilnya.
Profil Muhammad Syafi'i
Romo pernah dua kali lolos ke Senayan sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra mewakili daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara I, masing-masing pada periode 2014-2019 dan 2019-2024.
Pada 2014-2019, ia tercatat masuk di Komisi VIII yang membidangi agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan dan kemudian menjadi Komisi III yang membidangi masalah hukum, pertahanan, dan keamanan. Kemudian pada periode 2019-2024, ia kembali duduk di Komisi III.
Romo juga menjadi anggota Badan Legislasi DPR RI serta anggota Badan Pengkajian MPR RI pada 2019-2024. Dalam karier politiknya di Senayan pada 2016, ia pernah memimpin Panitia Khusus (Pansus) Revisi UU No 15/2003 Tentang Tindakan Pidana Terorisme (UU Terorisme) dan berhasil disahkan menjadi UU pada pertengahan Mei 2018.
Selama bergabung di Partai Gerindra, ia dipercaya menduduki posisi strategis sebagai Dewan Penasehat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra pada 2012-2020. Pada periode selanjutnya, 2020-2025, ia kembali dipercaya masuk di DPP Partai Gerindra namun kali ini sebagai Wakil Ketua Majelis Kehormatan.
Sebelum berkiprah di pusat, Romo telah lama aktif di daerah. Sebelumnya, ia pernah tergabung dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di partai ini, Romo memulai karier politiknya dengan mengemban tugas sebagai Ketua Pimpinan Ranting PPP Kel. Tegal Rejo, Kec. Medan Perjuangan, Kota Medan pada 1978-1985.
Kemudian juga Ketua PAC PPP Kec. Medan Timur & Kec. Medan Perjuangan, Kota Medan pada 1985-1995 serta Wakil Ketua DPC PPP Kota Medan pada 1995-2000. Ia juga pernah menduduki jabatan sebagai anggota DPRD Kota Medan pada 1997-1999.
Setelah di PPP, Romo pindah ke Partai Bintang Reformasi (PBR) sebelum akhirnya bergabung di Partai Gerindra. Di PBR, ia dipercaya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PBR pada 2002-2006 serta Wakil Ketua Umum DPP PBR pada 2006-2011. Selama tergabung di PBR, ia pernah menduduki Ketua Fraksi DPRD Provinsi Sumatera Utara Fraksi PBR pada 2004-2009.
Selain aktif di organisasi politik, Romo juga tercatat masuk di berbagai organisasi lainnya seperti Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) baik di daerah maupun di pusat, Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP-IPHI), Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Sumatera Utara (PP IKA USU), hingga Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI).
Selain di bidang politik, Romo juga merintis kariernya di bidang akademik sebagai guru di berbagai satuan pendidikan hingga Dosen Agama Islam Universitas Sisingamangaraja XII pada 1999-2000. Ia juga dikenal sebagai mubaligh atau penceramah.
Romo menempuh pendidikan tingginya dimulai dari program sarjana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada 1979-1988 dan berlanjut ke pascasarjana Ilmu Hukum di universitas yang sama pada 2004-2007. Pada 2018, ia mulai menempuh jenjang strata tiga Tafsir Quran di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an.
Dengan segudang pengalamannya di bidang politik, akademik, dan keagamaan, laki-laki kelahiran Medan tahun 1959 itu kini sampai pada posisi strategis tertingginya sebagai Wakil Menteri Agama dalam Kabinet Merah Putih.
Bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar, ia diharapkan mampu memperkuat Kementerian Agama dalam memberikan pelayanan keagamaan maupun pendidikan. Tak hanya itu, Kemenag juga diharapkan menjadi institusi yang lebih inklusif serta menjadi rumah bagi semua agama.