24 Personel TNI yang Kembali dari Filipina akan Dikirim ke Lewotobi
Sebaran awan panas erupsi Gunung Lewotobi dinilai masih membahayakan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan hendak menurunkan 24 personel yang akan kembali dari Filipina ke Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membantu korban akibat letusan gunung Lewotobi, Ahad (10/11/2024).
“Hari ini mungkin pasukan yang dari Filipina yang membantu, ada bencana alam di Filipina sudah kembali, 2 pesawat heli dengan 24 personel sudah kembali hari ini,” kata Jendral Agus, usai menghadiri upacara peringatan hari pahlawan di TMP Kalibata, Jakarta, Ahad (10/11/2024).
Hingga kini, pihaknya mengaku tengah melakukan aksi tanggap darurat untuk menanggulangi akibat bencana tersebut dengan bersinergi dengan kementerian terkait. Mulai dari pendirian dapur umum hingga pusat kesehatan.
“Sekarang kita sedang melaksanakan tanggap darurat Lewotobi. Kita buka dapur lapangan, kesehatan, kerja sama dengan kementerian terkait, Kemensos, BNPB, kita ada disana,” katanya.
Sebelumnya, sebaran awan panas erupsi Gunung Lewotobi dinilai masih membahayakan bagi keselamatan aktivitas penerbangan udara. Untuk itu, sejumlah bandara di Nusa Tenggara Timur belum direkomendasikan untuk beroperasi.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan tercatat sejak pukul 01.25 Wita dini hari tadi sampai dengan siang ini setidaknya ada sebanyak empat kali erupsi susulan dengan durasi 1.770 detik. Laporan yang diterima dari tim vulkanologi Badan Geologi di Flores Timur mendapati tinggi kolom abu berkisar satu kilometer sampai lebih dari lima kilometer ke udara dari bagian puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Kemudian sebaran abunya yang tebal itu mengarah ke utara sampai barat laut. Dan itu menimbulkan penutupan lagi bandara dari Maumere, Ende, Kupang dan sebagainya,” kata dia.
Tim ahli vulkanologi Badan Geologi mengindikasikan penerbangan udara di NTT dan sekitarnya akan istirahat cukup lama jika melihat karakteristik aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang saat ini sudah di luar dari standar normalnya (overscale). Wafid menjelaskan hal tersebut salah satunya dilihat dari adanya perubahan strombolian ke arah eksplosif mulai dari Januari-Oktober kemudian aktivitas tremor kegempaannya masih berlangsung secara terus menerus sampai dengan hari ini.
“Nah proses-proses perubahan ini yang menjadi tantangan buat kami untuk memberikan rekomendasi yang lebih detail lagi nanti kepada publik. Sementara ini yang perlu disampaikan,” ujarnya.