Mengenal COP29, Konferensi Perubahan Iklim yang Digelar di Azerbaijan

Pertemuan ini menjadi ruang bagi negara-negara untuk membahas solusi perubahan iklim.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Anggota delegasi berjalan di area pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim (COP29) di Baku, Azerbaijan, Ahad (10/11/2024).
Rep: Lintar Satria Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29) sedang digelar di Baku, Azerbaijan. Setiap tahun, pertemuan itu menghasilkan rencana, target, dan aksi iklim yang harus dilakukan.

Berikut hal yang perlu diketahui di Conference of the Parties (COP) isu perubahan iklim tahun ini:

Apa itu Konferensi Perubahan Iklim?

Baca Juga


Semua negara terdampak perubahan iklim, sebesar apa pun kontribusi mereka atas penyebab masalah itu. Maka, perlu ada solusi global untuk mengatasi berbagai isu yang ditimbulkan perubahan iklim di berbagai negara.

COP diluncurkan setelah penandatanganan Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 1992. Pihak-pihak penandatangan sepakat untuk membedakan negara-negara kaya yang berkontribusi pada pemanasan global dengan negara-negara miskin yang terdampak secara tidak proporsional atas masalah ini.

Dengan kata lain, kerangka pertemuan ini berdasarkan gagasan negara-negara yang paling banyak mendapatkan manfaat dari industrialisasi, harus mengambil tanggung jawab paling banyak dalam mengatasi pemanasan global. Mengatasi keseimbangan itu menjadi semakin sulit karena perekonomian negara berkembang tumbuh dan negara-negara kaya harus mengalokasikan anggarannya untuk masalah lain seperti perang.  

Apa yang dicapai Pertemuan Perubahan Iklim setiap tahun?
Pertemuan ini memberi tempat bagi negara-negara untuk membahas solusi perubahan iklim. Termasuk kebijakan-kebijakan energi mereka, skema pendanaan atau dana yang dibutuhkan.

Hampir setiap tahun pertemuan itu dihadiri pemimpin-pemimpin dunia, sebagai langkah untuk menegaskan komitmen negara mereka pada target UNFCCC. Kehadiran para pemimpin juga membantu negara-negara meminta pertanggung jawaban ke negara lainnya.

Namun, Pertemuan Perubahan Iklim PBB hanya acara utama dari proses berkelanjutan. Sepanjang tahun, negara-negara terus menggelar berbagai pertemuan untuk membangun dukungan pada usulan tindakan iklim baru sebelum COP di mana usulan-usulan itu akan disepakati.

Apakah COP berhasil menahan laju perubahan iklim?
Tujuan setiap COP perubahan iklim adalah meningkatkan tindakan penanggulangan perubahan iklim dari pertemuan sebelumnya. Tapi pertemuan itu juga menawarkan negara-negara kesempatan untuk menunjukkan apa saja yang telah dilakukan, terutama bagaimana negara-negara menghitung dan melaporkan emisi mereka. Selain itu, membantu negara-negara berkembang mendapatkan pendanaan iklim senilai miliaran dolar AS.

Karena setiap keputusan mensyaratkan konsensus, maka prosesnya dapat dipastikan mendapat dukungan global yang kuat, meningkatkan peluang langkah-langkah yang diusulkan diimplementasikan. Namun kecepatan kemajuan untuk mengatasi pemanasan global terlalu lambat. Sejak COP perubahan iklim digelar tahun 1995 baik emisi maupun suhu bumi terus naik, sehingga artinya bumi dalam jalur menuju perubahan iklim.

Pendukung proses UNFCCC mengatakan tidak ada alternatif untuk menegosiasikan perubahan sosial ekonomi besar untuk membatasi pemanasan global.

Target COP29?
Pertemuan Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29) diharapkan menghasilkan target pendanaan iklim yang baru, kesepakatan bagaimana cara kerja pasar karbon kredit, dan meningkatkan dana yang dijanjikan ke negara-negara yang dilanda bencana iklim.

Selain itu, para negosiator masih membahas kesepakatan teknis yang dibangun di pertemuan-pertemuan sebelumnya. Selain kerangka kerja resmi COP29 sejumlah negara juga akan meluncurkan inisiatif dan janji mereka sendiri untuk proyek-proyek spesifik.

Perusahaan-perusahaan diperkirakan akan mengumumkan kesepakatan komersial berkaitan dengan aksi iklim. Sementara lembaga-lembaga keuangan akan meningkatkan investasi untuk proyek-proyek iklim.

Peran Azerbaijan di COP29?
Azerbaijan menjadi presidensi COP29 setelah giliran presidensi jatuh ke Eropa Tengah dan Timur. Pertemuan Perubahan Iklim PBB tahun depan akan digelar di Brasil.

Tuan rumah pertemuan ini akan menggelar berbagai negosiasi dan lobi dengan pemerintah lain untuk mendorong ambisi iklim yang lebih baik sepanjang tahun. Hal ini memberi presidensi peran yang sangat penting dalam menentukan prioritas pertemuan.

Selain negosiasi aksi, iklim Pertemuan Perubahan Iklim PBB juga memberi peluang bagi siapa pun untuk menarik perhatian atau dana. Pengusaha, aktivis dan ilmuwan akan terlibat dalam kegiatan sela di pertemuan ini.

Panggung konferensi yang terbuka untuk umum menjadi tuan rumah diskusi panel tentang berbagai topik, mulai dari pengasaman laut hingga perancangan proyek penyeimbangan karbon. Ruang pameran, yang dinamai “Zona Hijau”, menampilkan diskusi yang dipimpin delegasi nasional, organisasi nirlaba, dan perusahaan.

Pertemuan-pertemuan sebelumnya menarik unjuk rasa besar yang terorganisir, seperti demonstrasi ribuan orang di luar COP26 di Glasgow pada tahun 2021. Dua konferensi terakhir di Mesir dan Uni Emirat Arab hanya mengizinkan protes di area yang ditentukan dan dipagari. Azerbaijan, yang juga telah melarang protes publik, kemungkinan besar akan ada sedikit aksi sipil di luar lokasi konferensi dengan tingkat keamanan yang tinggi. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler