Profil Singkat Imam Malik: Dahulukan Akhlak Sebelum Ilmu

Nenek moyang Imam Malik berasal dari Bani Tamim

Rameenislam.com
Makam Imam Maliki dan makam Imam Nafi
Rep: MgRol153 Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Imam Malik bin Anas bin Malik, seorang ulama besar dalam sejarah Islam, wafat di Madinah pada usia 87 tahun. Dia dikenang sebagai pelopor madzhab Maliki, seorang ahli fikih, dan perawi hadis yang berintegritas tinggi.  

Baca Juga


Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Abi Amir Ibn Amir bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al-Asbahi al-Humairi. Imam Malik merupakan imam dar Al-Hijrah. Nenek moyang mereka berasal dari Bani Tamim bin Murrah dari suku Quraisy.

Wildan Jauhari Lc dalam Biografi Imam Malik bin Anas menjelaskan, Imam Malik lahir pada tahun 93 H (712 M) di Madinah. Dia berasal dari keluarga ilmuwan Yaman. Ayah dan kakeknya termasuk generasi Tabi'in dan sahabat Nabi Muhammad saw., yang membentuk karakter keilmuan beliau sejak kecil. Pendidikan awal Imam Malik dipenuhi nasihat untuk mendahulukan akhlak sebelum ilmu.  

Dengan menimba ilmu dari 900 guru, di antaranya Abdurrahman bin Hurmuz dan Imam az-Zuhri, Imam Malik menjadi simbol keilmuan. Ia juga dikenal karena kitabnya yang monumental, al-Muwaththa’, yang menjadi rujukan utama dalam ilmu hadis dan fikih hingga kini. Khalifah Harun ar-Rasyid bahkan pernah mengusulkan agar kitab ini dijadikan pedoman hukum resmi umat Islam.  

Sebagai pendidik, Imam Malik menghasilkan murid-murid yang menyebarkan madzhab Maliki ke berbagai wilayah, termasuk Mesir, Afrika Utara, dan Andalusia. Beberapa murid terkenal di antaranya Abdurrahman bin al-Qasim, Sahnun at-Tanukhi, dan Abdullah bin Wahb.  

Kepribadian beliau yang berdisiplin tinggi, santun, dan berwibawa membuatnya dihormati banyak ulama. Imam Syafi'i menyebut Imam Malik sebagai bintang dalam ilmu hadis, sementara Imam Bukhari menganggap sanad terbaik adalah jalur Imam Malik.  

Hingga akhir hayatnya, Imam Malik memegang teguh cinta terhadap Madinah. Beliau bahkan menolak menunggang binatang di tanah suci sebagai bentuk penghormatan. Kini, warisan ilmu dan karya beliau tetap hidup, menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler