Pasukan Israel Masuk ke Lebanon Selatan, Langgar Lagi Gencatan Senjata

Serangan Israel itu memaksa penduduk kota Qantara mengungsi.

AP Photo/Bassam Hatoum
Warga berjalan melewati bangunan yang hancur saat mereka kembali ke Nabatiyeh, Lebanon selatan, Kamis, 28 November 2024 setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasukan militer Israel melakukan serangan ke wilayah strategis di Lebanon selatan pada Kamis (26/12/2024). Ini berarti Israel kembali melakukan pelanggaran perjanjian gencatan senjata, lapor media Lebanon.

Baca Juga


Pasukan Israel memasuki wilayah Wadi al-Hujeir sambil menembakkan senapan mesin kaliber berat selama operasi mereka, lapor kantor berita negara Lebanon, NNA. Militer Lebanon menutup semua akses jalan menuju wilayah tersebut setelah serangan mendadak oleh Israel, menurut laporan penyiar tersebut. 

Serangan Israel itu memaksa penduduk kota Qantara yang berada di dekat lokasi penyerbuan Israel mengungsi ke desa Ghandourieh, lanjut laporan NNA. Hingga berita ini disiarkan, pihak militer Israel belum memberikan komentar terkait insiden tersebut. 

Pihak berwenang Lebanon telah melaporkan lebih dari 300 pelanggaran yang dilakukan Israel sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 27 November. Perjanjian ini bertujuan untuk mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran antara militer Israel dan kelompok Hizbullah.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel diwajibkan menarik pasukannya ke selatan Garis Biru—yang merupakan perbatasan de facto—secara bertahap, sementara militer Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan dalam waktu 60 hari. 

Data dari Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel ke Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, setidaknya 4.063 orang telah tewas, termasuk perempuan, anak-anak, dan tenaga kesehatan, sementara 16.663 lainnya mengalami luka-luka.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler