Israel Bakar RS Kamal Adwan di Gaza, Kepala Rumah Sakit Ditangkap
Israel harus bertanggung jawab terhadap warga tewas di Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan Israel menangkap Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada Sabtu (28/12), menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Abu Safiya ditangkap bersama beberapa staf medis lain sehari setelah pasukan Israel membakar RS itu.
Penangkapan itu terjadi setelah pasukan Israel menyerang RS Kamal Adwan dan kawasan sekitarnya pada Jumat.
Mereka secara paksa mengevakuasi pasien dan menahan tenaga medis RS tersebut.
Pasukan Israel kemudian membakar sebagian besar bangunan Kamal Adwan, sehingga RS terakhir yang beroperasi di Gaza utara itu pun lumpuh, kata Kemenkes Palestina.
Agresi militer yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dan menghancurkan wilayah yang diblokade Israel itu.
Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.
Mereka dituduh telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya dalam perang di wilayah kantong Palestina itu.
Warga tewas
Hampir 50 warga Palestina tewas pada Kamis (26/12) akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah gedung di seberang markas Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara, termasuk tiga tenaga medis dan pekerja.
"Ada hampir 50 syuhada, termasuk tiga staf medis kami, di bawah puing-puing sebuah gedung di seberang Rumah Sakit Kamal Adwan di kawasan Proyek Beit Lahia setelah dibom oleh pesawat tempur Israel," kata Hussam Abu Safia, direktur rumah sakit tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Abu Safia menjelaskan bahwa staf medis dan pekerja berada di gedung yang menjadi sasaran karena tinggal di sana bersama keluarga mereka.
Ia mengidentifikasi staf medis yang tewas sebagai Ahmed Samour, seorang dokter anak; Israa, seorang teknisi laboratorium; dan Fares, seorang teknisi pemeliharaan di rumah sakit.
Israel meluncurkan serangan darat berskala besar di Gaza utara pada 5 Oktober dengan dalih mencegah kelompok Palestina Hamas untuk berkumpul kembali. Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya menduduki wilayah tersebut dan secara paksa menggusur penduduknya.
Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan yang memadai, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, tidak diizinkan masuk ke wilayah tersebut, membuat penduduk yang tersisa berada di ambang kelaparan.
Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 orang di Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan wilayah tersebut hancur lebur.
Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut.
- Palestina
- gaza
- israel
- tel aviv
- netanyahu
- amerika serikat
- operasi badai al aqsa
- thufan al aqsa
- two state solution israel dan palestina
- solusi dua negara palestina dan israel
- perdamaian di palestina
- hamas
- hizbullah
- IDF
- israel defense force
- bantuan untuk palestina
- bantuan untuk gaza
- bantuan kemanusiaan
- bantu palestina