Konferensi Pers Terakhir Blinken Kisruh, Jurnalis Ungkit Keluarganya Pelobi Zionis
Petugas keamanan membawa para wartawan yang menginterupsi Blinken.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menggelar konferensi pers terakhir pada masa pemerintahan Joe Biden-Kamala Harris di Washington, Kamis (16/1/2025), waktu setempat.
Saat menggelar jumpa pers tersebut, Blinken diinterupsi oleh dua wartawan yang mengecamnya atas dukungan AS terhadap perang Israel di Gaza. Petugas keamanan kemudian mengeluarkan mereka secara paksa dari ruang konferensi pers Kementerian Luar Negeri.
Middle East Eye melaporkan, para wartawan berulang kali menyela Blinken dalam 15 menit pertama konferensi persnya yang berlangsung selama satu jam. Menteri Luar Negeri yang akan lengser tersebut meminta kedua pria itu untuk menunda pertanyaan mereka hingga nanti, tetapi mereka tetap bersikeras hingga petugas keamanan datang untuk membawa mereka pergi.
“Mengapa Anda terus mengebom?” Max Blumenthal, editor Grayzone, sebuah situs berita daring, berteriak kepada Blinken dari belakang ruang pers. “Mengapa Anda mengorbankan tatanan berbasis aturan demi komitmen Anda terhadap Zionisme?”
Saat Blumenthal dikawal keluar ruangan oleh petugas keamanan, ia terus mengganggu Blinken. “Anda membantu menghancurkan agama kami, Yudaisme, dengan mengaitkannya dengan fasisme… ayah mertua Anda adalah pelobi Israel, kakek Anda adalah pelobi Israel… Mengapa Anda membiarkan holocaust zaman kita terjadi? Bagaimana rasanya membiarkan warisan Anda menjadi genosida?”
Blinken adalah seorang Yahudi Amerika. Kakeknya, Maurice Blinken, lahir di Kyiv, yang saat itu merupakan bagian dari Rusia. Ia berimigrasi ke AS dan lulus dari Universitas New York pada tahun 1921 dan sekolah hukumnya pada tahun 1924. Ia mendirikan American Palestine Institute setelah Perang Dunia II, sebuah organisasi Zionis yang mengadvokasi keberlangsungan ekonomi negara Yahudi di Mandat Palestina.
Saat Blumenthal mencapai pintu, ia tampak mengarahkan teriakannya ke Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang akan segera pensiun. "Anda juga Matt," teriaknya. "Anda menyeringai di tengah semua ini setiap hari. Anda menyeringai di tengah genosida." Blinken tidak menanggapi pernyataan Blumenthal dan melanjutkan pernyataannya.
Beberapa saat kemudian, Sam Husseini, jurnalis lainnya, mulai mencaci-maki Blinken dengan berbagai pertanyaan."Saya senang untuk menjawab pertanyaan dalam beberapa menit lagi," jawab Blinken.
Husseini terus berteriak, menyebutkan senjata nuklir Israel, lalu berkata, "Saya duduk di sini dengan tenang dan sekarang saya dianiaya oleh dua atau tiga orang," mengacu pada petugas keamanan yang secara fisik membawanya keluar dari ruangan.
"Anda menggurui tentang kebebasan pers!" teriaknya.
"Kriminal! Mengapa Anda tidak ke Den Haag?" mengacu pada kota tempat Pengadilan Kriminal Internasional berada.
Blinken tetap diam selama ejekan itu. Ia kemudian melanjutkan konferensi pers. Tidak lama kemudian, dia menjawab pertanyaan dari beberapa jurnalis di antara kerumunan.
Pemerintahan Biden telah menghadapi kritik dari para aktivis pro-Palestina, cendekiawan, dan organisasi hak asasi manusia atas dukungannya terhadap Israel sejak serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.
Blinken secara khusus telah mendapatkan cemoohan dari para demonstran. Ia sering dicemooh saat tampil di Washington. Para demonstran berkemah di luar rumahnya di Virginia selama berbulan-bulan, menyiramkan cat merah ke mobil-mobil yang membawa keluarganya.
Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah ia menyesal tidak menegakkan garis merah terhadap Israel, Blinken mengatakan kebijakan pemerintahan Biden "pada dasarnya didukung oleh mayoritas warga Israel setelah trauma 7 Oktober".