Tagar #KaburAjaDulu, Bahlil Disekak oleh Warganet, 'Bapak Emang Bisa Kasih Makan Rakyat?'
Nasionalisme dinilai bukan soal domisili, tapi apa yang bisa diperbuat untuk bangsa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tagar #kaburajadulu masih ramai di media social. Respons Menteri Energi Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia yang mempertanyakan nasionalisme anak muda ingin kerja di luar negeri justru mendapat kritikan oleh sejumlah diaspora RI.
Salah satunya yakni Vicky Natasha yang tinggal di Jerman. Videonya ramai di media sosial. Tercatat lebih dari 141 ribu likes dan 8.500 komenter.
"Beruntung bener kabur dari Indonesia apalagi setelah melihat video ini (video ucapan Bahlil)," ujarnya di laman Instagram, kemarin.
Menurut Vicky nasionalisme itu bukan soal KTP atau koordinat GPS. Bukan tentang di mana seseorang tinggal, tapi apa yang bisa di lakukan untuk bangsa ini!
"Banyak anak muda Indonesia yang pergi ke luar negeri bukan karena mereka gak cinta tanah air, tapi karena di sana mereka merasa lebih dihargai, lebih punya peluang, dan bisa berkembang lebih jauh," ujarnya lewat akun di Instagram.
"Yang harusnya dipertanyakan: Kenapa mereka lebih memilih pergi daripada bertahan? 🤷♀️"
"Jangan salahin anak muda, introspeksi dulu. Kalau sistemnya bikin mereka gak betah, yang salah siapa? 👀🔥"
Ia mencontohkan dirinya yang bermanfaat di Jerman. "Saya setiap hari bikin konten edukasi buat guru di Indonesia." "Bahkan karena saya sukses, saya bisa buka lapangan kerja buat masyarakat Indonesia. Bapak emang bisa kasih makan rakyat, atau malah bapak makan uang mereka?"
"Udah kabur aja dulu ke Jerman di sini kamu gak akan kelaparan dan kesejahteraan terjamin"
Netizen lain juga ikut mencibir nasionalisme pejabat. "Justru sy meragukan nasionalisme para pejabat ...yang hanya bisanya menyusahkan rakyat .... koruptor di pelihara ..rakyat di buat sengsara ..."
Kurang sikap patriotik
Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid menilai warganet yang mengikuti tren #KaburAjaDulu seolah menandakan kurangnya sikap patriotik dan cinta terhadap tanah air.
Pernyataan Nusron tersebut menanggapi tren warganet yang mengajak warga negara Indonesia (WNI) untuk menetap di luar negeri akibat situasi politik hingga ekonomi di Indonesia yang tak menentu.
"Kalau ada (tagar) Kabur Aja Dulu itu kan dia ini warga negara Indonesia apa tidak? Kalau kita ini patriotik sejati, kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama," kata Nusron usai memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Nusron menjelaskan bahwa kabur bukan menjadi solusi bersama jika ada persoalan yang harus diselesaikan. Menurut dia, tren tersebut menandakan sikap permisif warga negara yang tidak mau menyelesaikan masalah bersama.
Pemerintah, kata Nusron, terbuka terhadap masukan atau kritik yang diberikan masyarakat. Pemerintah pun siap berdialog jika ada isu atau masalah tertentu.
"Kalau kemudian hopeless gitu seakan-akan kabur aja dulu, itu menandakan, ya mohon maaf kurang cinta terhadap tanah air. Jadi, kalau ada masalah ayo kita selesaikan. Masyarakat, pemerintah, siap berdialog," kata Nusron.
Senada dengan itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi merespons tren tersebut dan menilai bahwa merantau ke luar negeri adalah pilihan yang bijak.
Namun untuk bekerja di luar negeri, kata dia, harus memiliki kemampuan yang baik, serta taat prosedur agar tidak menjadi pekerja ilegal.
"Karena kalau enggak punya skill, nanti tidak bisa punya pekerjaan baik di luar negeri. Yang kedua, harus taat prosedur, supaya tidak jadi pendatang haram. Kalau orang mau merantau, enggak boleh dilarang," kata Hasan.